banner

6 Makanan Halal yang Wajib Dicoba saat Berkunjung ke Sulawesi Utara

Post a Comment
Selain wisata alamnya yang melimpah, Sulawesi Utara juga punya banyak banget makanan-minuman yang khas. Bahkan di Sulawesi Utara juga terkenal dengan menu makanan-makanannya yang ekstrim.
Tentu saja aku nggak akan bahas yang ekstrim-ekstrim ya, Gaes. Takut! Hihihi.

Dalam artikel kali ini, aku bakalan bahas 6 makanan halal yang wajib banget kalian cobain saat berkunjung ke Sulawesi Utara.

Apa aja sih itu? Mari kita uraikan satu persatu.

6 Makanan Halal Sulawesi Utara

Tinutuan

Tinutuan
Sumber Gambar : Canva Pro

Tentu ini yang paling utama. Tinutuan, atau yang lebih umum dikenal dengan nama bubur Manado. Sudah pernah dengar atau bahkan mencicipi kuliner ini? Biasanya, tinutuan cocok disantap saat sarapan.

FYI, dalam bahasa Manado, tinutuan berarti campur aduk. Cocok buat kalian yang termasuk tim bubur diaduk. Halah. Jadi, buat kalian yang mementingkan tampilan atau keestetikan sebelum makan, mungkin akan sedikit nggak related sama tinutuan ini, Gaes.

Tapi serius, jangan judge dari tampilannya dulu sebelum kalian benar-benar mencoba keunikan ini. Sayang kan kalau sudah sampai ke Sulawesi Utara tapi nggak mencicipi kuliner khasnya.

Beda dari bubur-bubur pada umumnya, tinutuan ini lebih dominan berisi berbagai macam sayuran yang dicampur jadi bubur. Biasanya terdiri dari labu kuning (waluh), bayam, kangkung, jagung, kemangi dan daun gedi ditambah sedikit campuran beras.

Yang membuat bubur ini jadi khas adalah dalam penggunaan daun gedinya. Daun yang banyak banget tumbuh di daerah Sulawesi Utara. Daun ini sekilas mirip banget sama daun singkong. Cuma dengan ukuran yang jauh lebih besar dan lebar.

Saat dimasak, daun ini bakalan mengeluarkan cairan kental. Inilah yang membuat tekstur bubur Manado atau Tinutuan jadi lebih lengket dan menjadi ciri khas tersendiri.

Tinutuan biasanya disantap pake tambahan ikan asin, perkedel ikan nike dan juga rica (sambal) tentunya. Disantap saat hangat lebih mantap. Jangan lupa diaduk-aduk lagi biar tercampur rata. Hehe.

Kata Oma-Opa di sini, tinutuan itu tercipta saat masa krisis melanda, Gaes. Jadi, masyarakat zaman dulu memanfaatkan sayur-sayuran yang ada di sekitaran rumahnya buat dijadikan bahan pangan. Dicampur dengan sedikit beras. Maka jadilah tinutuan atau bubur Manado yang populer kayak sekarang.

Di beberapa daerah di Sulawesi Utara, tinutuan juga dikenal dengan nama Pedaal. Di Sulawesi Utara juga populer tinutuan dengan campuran mie yang dikenal dengan nama Midal. Isian dominannya sama, cuma berasnya diganti sama mi.

Yaaa, harus coba lah sesekali!

Perkedel Ikan Nike

Ikan nike
Sumber Gambar : Cookpad/@cook_2608254gorontalo

Menurut aku, ini lebih mirip ke bakwan dengan isian ikan nike. Bukan perkedel karena nggak ada kentangnya. Tapi, di Sulawesi Utara makanan ini dikenal dengan nama perkedel ikan nike.

Ikan nike atau ikan duwo ini merupakan ikan yang banyak ditemukan di perairan Gorontalo. Bahkan ada yang bilang ikan nike ini merupakan ikan endemik di perairan Sulawesi.

Ikan nike ini berukuran kecil-kecil banget, Gaes, sekitar 2-4 sentimeter. Mirip teri nasi kalau kata orang-orang. Ikan kecil-kecil ini biasanya dimasak campur tepung dan tambahan rempah lainnya. Dikenal dengan nama perkedel nike.

Walaupun cuma kecil-kecil, ikan nike punya kandungan protein yang cukup tinggi loh. Rasanya juga enak. Dimakan pakai nasi hangat, dicocol pakai sambal roa. Juara!

Kamu harus coba makanan ini kalau berkunjung ke Sulawesi Utara, ya. Dijamin bikin nyaman.

Ayam/Tuna Woku Belanga

Woku
Sumber Gambar : Canva Pro

Kalau yang ini favoritku sih. Daging ayam atau daging ikan tuna yang dimasak pakai bumbu woku dan segala macam rempah yang menghasilkan rasa pedas dan gurih. Tau kan?

Ada yang bilang, nama woku sendiri diambil dari nama daun woka atau semacam daun lontar yang biasanya dipakai buat membungkus nasi. Biasanya, campuran bumbu woku ini memang digunakan buat memasak sajian daging.

Tapi dalam bahasa Manado, woku artinya masak. Katanya karena pengaruh bangsa Cina yang dulunya ada di Sulawesi dan sering menggunakan ‘wok’ (wajan/kuali) saat memasak. Lalu muncul deh kata serapannya yang dikenal sampai sekarang dengan woku.

Nah, umumnya ada dua cara yang berbeda dalam memasak bumbu woku, Gaes. Ada woku daun, dimana cara memasaknya dibungkus menggunakan daun woka sebelum dipanggang atau dikukus. Dan woku belanga yang dimasak langsung dengan belanga, sebuah kuali besar yang biasanya terbuat dari tanah liat.

Masakan dengan bumbu woku tuh enak banget sih, Gaes. Apalagi buat kamu yang suka makanan pedas. Wajib banget lah buat dicoba kalau berkunjung ke Sulawesi Utara.

Pisang Goreng

Pisang

Lah? Kenapa pisang goreng? Emang apa bedanya pisang goreng Sulawesi Utara sama pisang goreng lainnya?

Ya tentu saja beda, Bestie. Baru kutemukan semenjak tinggal di Sulawesi, makan pisang mentah yang dicocol pakai sambal roa. Walaupun agak aneh di awal, tapi rupanya sungguh menggiurkan…

Iya, pisang mentah. Nama pisangnya adalah pisang goroho. Pisang endemik Sulawesi jenis ini memang dikonsumsi saat belum matang ya gaes, ya.

Biasanya, dipotong-potong tipis atau memanjang mirip kentang goreng. Nah gongnya adalah pisang goroho ini dimakan dengan dicocol sambal ikan roa. Sambal yang terbuat dari suwiran ikan roa. Khas Sulawesi banget lah.

Ini sih nggak boleh kelewat jadi salah satu menu makanan halal yang wajib dicoba saat berkunjung ke Sulawesi Utara. Banyak dijual di warung-warung kok.

Gohu Popaya

Gohu
Sumber Gambar : Fimela.com/food

Kalau yang ini adalah asinan pepaya muda. Ayo siapa yang suka asinan? Membayangkannya aja sudah terasa segar. Dinikmati dingin lebih enak.

Jadi, gohu ini adalah potongan pepaya mengkal yang diiris-iris panjang tipis. Dicampur cuka, air, cabe yang dihaluskan, gula aren, bakasang (fermentasi telur/perut ikan) dan jahe.

Makanan ringan ini cocok sih dinikmati pas siang hari yang panas di Manado. Perpaduan rasa asam dan pedasnya segar banget!

Sate Kolombi

Sate keong
Sumber Gambar : Fimela.com/food

Satu lagi makanan halal yang wajib dicoba saat berkunjung ke Manado, yaitu sate kolombi. Dalam bahasa Minahasa, kolombi berarti keong sawah/danau, Gaes.

Jadi, sate kolombi adalah olahan sate yang terbuat dari keong sawah/danau. Keong jenis ini banyak banget ditemukan di danau Tondano, Gaes. Jadi, kalau berkunjung ke Sulawesi Utara, kamu wajib mampir ke kota Tondano dan mencicipi kuliner uniknya ini.

Proses memasak sate kolombi ini cukup panjang. Dari memisahkan daging sama cangkangnya, merebus dengan bumbu dan rempah-rempah khusus, lalu dipanggang/bakar dengan campuran bumbu pedas khas Minahasa.

Banyak banget olahan kuliner dari kolombi atau keong ini yang dijual di warung-warung makan di Minahasa. Rata-rata, semua dimasak pedas ya, gaes, ya. Salah satu yang paling terkenal yaitu sate kolombinya.

Cobain deh!

Pastikan Memilih Warung Makan Halal

Keenam jenis makanan yang sudah aku sebutin di atas adalah makanan halal ya, Gaes ya. Tapi perlu diperhatikan lagi, buat kalian yang mungkin baru pertama kalinya datang ke Sulawesi Utara dan berniat mencicipi kulinernya, pastikan lah kamu mampir ke warung makan halal.

Karena menu-menu di atas juga banyak disajikan di warung makan non halal. Dimana warung makan non halal di sini lebih dominan. Tapi jangan khawatir, warung makan halal pun juga berhamburan kok.

So, makanan halal mana yang kira-kira penasaran banget mau kamu coba saat berkunjung ke Sulawesi Utara?
halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

Post a Comment