banner

Majalah Bobo dan Kenangan Masa Kecil

Post a Comment
Majalah


Menulis, kirim lalu lupakan.

Kalimat di atas sering banget aku dengar sejak mulai memberanikan diri mengirimkan tulisan ke media. Ada beberapa tulisan yang berhasil terbit. Tapi nggak terhitung juga banyaknya tulisan yang gagal atau nggak ada kabar terbitnya sama sekali.

Sampai akhirnya, aku menyerah dan nggak pernah lagi mencoba mengirimkan tulisanku ke media. Haha. Kenapa menyerah, sih, ya?

Dan … angin segarnya, kemarin saat tiba-tiba ada pemberitahuan saldo masuk, aku buru-buru dong cek rekening. Ada sejumlah uang masuk dari Penerbitan Sarana Bobo. Awalnya sih aku masih bingung dan nggak paham, ini uang apa? Siapa yang kirim? Jumlahnya cukup buat jajan beberapa item skincare. Uhuy…

Aku browsing-lah, apa itu penerbitan sarana bobo. Dan wow, baru tersadar kalau itu bener-bener penerbitan majalah Bobo. Siapa sih yang nggak kenal majalah Bobo? Salah satu bacaan populer semenjak aku kecil sih ini.

Sempat terdengar kabar kalau majalah ini sudah berhenti terbit sejak januari 2022 yang lalu. Tapi ternyata, yang berhenti terbit hanya majalah bobo junior, sementara majalah bobo sendiri masih bertahan sampai sekarang. Aku pun baru tahu ada perbedaan diantara keduanya. 😂

Nah, balik lagi soal uang masuk ke rekening secara tiba-tiba. Setelah ngeh kalau pengirim dana ini adalah penerbit Bobo, aku langsung cek-cek email masuk. Siapa tahu ada email pemberitahuan yang terlewat. Tapi nihil!

Nggak ada email pemberitahuan bahwa tulisanku berhasil terbit di majalah itu. Tapi buat meyakinkan lagi, aku masih telusuri email-email lawas yang aku kirim ke beberapa penerbit. Dan bener aja dong aku pernah kirim cerpen ke majalah Bobo.

Segeralah aku berselancar kembali di pencarian google. Aku cari judul cerpen yang aku kirimkan dan …. Taraaaaa. Benar, cerpen yang pernah aku kirimkan di tahun 2022 yang lalu, berhasil terbit di edisi ke- 50 Majalah Bobo, bulan Maret 2023. MasyaAllah….

Cerpen majalah bobo


Bukan soal nominalnya, sih. Tapi terharu, karena ini majalah bobo! Nanti kalau turun gunung ke Manado, aku kudu cari dan beli majalah cetaknya, sih. Semoga masih ada ya…

Senang, sih. Karena cerita yang aku tulis itu cerita yang emang sering aku kisahkan ke anak-anak aku setiap mau bobo. Dan nggak nyangka aja malah bisa beneran terbit di majalah Bobo. Terharu aku tuh. Hahaha.

Sebenarnya edisi ini masih bisa dibeli yang versi digitalnya. Tapi aku pengin punya versi cetaknya, biar jadi tambahan koleksi bacaan anak aku. Pasti dia senang banget. Apalagi itu ibunya yang tulis. Masya Allah….

Sekilas Kisah Egi, Si Semut Serakah

Jadi, cerpen ini menceritakan tentang seekor semut kecil yang kelaparan. Saat dia menemukan sebuah coklat, dia berniat memakannya sendirian. Tanpa mau berbagi. Padahal, semut merupakan hewan yang suka hidup berkelompok dan bergotong royong.

Singkat cerita, bukannya berhasil menikmati buah coklat sendirian, Egi malah tertimpa buah coklat yang terjatuh ke tanah. Dia berteriak meminta pertolongan akibat terjepit dan tak dapat bergerak. Alhasil, Egi lalu menyadari perbuatannya yang serakah adalah suatu hal yang tidak baik.

Cerita ini sederhana banget. Aku bikin karena memang suka bercerita aja sama anak-anak. Dan pengin menyelipkan sedikit pesan baik di dalamnya. Ini juga jadi salah satu cerita favoritnya Mas Khalfan.

Ternyata, cerita simple yang sudah aku lupakan ini justru berhasil dipercaya terbit di majalah favorit anak-anak ini. 

Majalah Bobo dan Kenangan

Kalau bicara soal majalah bobo tuh, ada aja kenangannya sama masa kecil. Jadi ingat, dulu tuh aku nggak punya sama sekali koleksi majalah ini. Aku bisa baca majalah bobo tuh kalau lagi main ke rumah saudara. Aku pinjam semua koleksinya, lalu aku baca satu persatu.

Nggak dibawa pulang, dong. Harus dikelarin satu-satu saat itu juga. Ya nggak papa juga, sih. Karena dia nggak cuma punya koleksi majalah bobo, tapi juga beberapa seri komik dan bacaan lainnya, aku jadi betah berlama-lama di rumahnya. Alhamdulillah masih bisa nebeng baca. Hihi.

Tokoh yang paling memorable di majalah ini sih menurut aku si Bona dan Rongrong. Sama peri cantik Nirmala. Tau, kan? Bona si gajah merah muda berbelalai panjang, Rong-rong si kucing baik hati, juga peri Nirmala yang punya tongkat ajaib kayak Harry Potter.

Waaah, rasanya jadi terbawa ke masa kecil. Kayaknya, aku pengin koleksi majalah-majalah bobo jaman dulu, deh. Biar bisa dibaca lagi bareng anak-anak. Seru kali, ya. Hehe.

Kalau teman sesudut, ada yang suka baca majalah bobo juga, nggak?
halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

Post a Comment