Sejujurnya, dari kesekian perjalanan itu sendiri, aku lebih menemukan banyak keseruannya, sih. Apalagi kalau main di alam. Cuma nggak bisa dipungkiri juga, ada beberapa hal yang kadang bikin mood liburan jadi anjlok.
Aku pengin ceritain nih, 3 pengalaman buruk saat liburan versi aku. Yang pertama nggak banget! Bikin kebawa emosi.
3 Pengalaman Buruk Saat Liburan
Bertemu Orang Asing
Itu kalau bertemu sama orang-orang yang menyenangkan juga, gaes. Tapi nggak jarang loh, kita ketemu orang asing yang tetiba aja bikin moment liburan kita berasa kurang asyik.
Waktu liburan ke salah satu tempat wisata di kota tempat tinggalku, aku pernah ketemu sama sekelompok anak-anak remaja. Kelihatannya sih masih anak-anak sekolah atau kuliahan gitu. Salah satu anak datang ke hadapan aku, lalu tanpa izin langsung menyampaikan kisah tentang ajaran agamanya.
Nggak jauh dari situ, teman-temannya memperhatikan sambil ketawa-ketawa aja. Jelas aja aku kaget, kan. Tapi aku coba menanggapi dengan sopan. Cuma, si anak terus aja berkisah tentang ini dan itu yang nggak begitu aku simak.
Yang bikin makin nggak nyaman, di akhir kalimat dia meminta aku buat mengakui tentang agama yang dia jabarkan. Ini agak aneh dan barbar menurutku. Dan sangat menyinggung, sih. Apalagi jelas-jelas aku berhijab.
Maksudnya, masa iya sih, anak-anak muda yang harusnya paham soal ajaran agama kayak gini ujug-ujug dateng ke perempuan berhijab, dan meminta dia buat mengakui ajaran agama orang lain. Kan aneh.
Pengalaman nggak enak kedua saat bertemu orang asing, waktu aku, suami dan anak-anak baru aja sampai di sebuah pantai. Waktu kami datang, pantai masih sepi, cuma ada penjaganya sendiri.
Nggak lama kemudian, tetiba muncul banyak orang, turun dari satu mobil. Lalu datang satu orang yang agak tua, nyamperin suamiku dan bilang mau pinjam motor buat beli makanan.
Coba deh kalau kalian ada di posisi itu. Tetiba didatengin orang asing, bilang mau pinjem motor di tempat yang sepi gitu. Kira-kira masuk akal nggak sih kalau jawaban kami jelas menolak? Hihi.
Si om yang mau pinjam motor, bersikeras mau menjaminkan kunci mobilnya biar di pegang sama suami. Tapi kami pun tetap kekeh menolak dengan sangat santun. Pun saat si om meminta suami yang mengantarkan beli makanan. Aku jelas menolak juga dong kalau ditinggal sama anak-anak dan komplotan orang nggak dikenal itu.
In case mereka benar-benar berniat jahat? Aku mau minta tolong kemana coba? Naudzubillah ...
Lalu beliau marah dong, sampai ngata-ngatain kami sebagai pendatang yang nggak mau saling tolong menolong. Harga motor nggak seberapa dibanding mobil. Hehe.
Hmm, oke. Cerita ini bakalan panjang kalau ditulis pakai emosi. Wkwk. Tapi sebagai orang yang lebih muda, kalah jumlah, pendatang dan bawa dua anak kecil, akhirnya kami mengalah pergi. Pindah dari tempat itu padahal anak-anak sudah mulai asyik main di pasir pantai.
Sungguh, hal-hal kayak gitu sangat membuat mood liburan jadi anjlok. Pengalaman buruk saat liburan banget, kan? Padahal biasanya, bertemu orang asing saat berlibur pasti jadi salah satu hal yang bisa menambah wawasan banget. Apalagi setiap mengunjungi tempat baru.
Nggak dipungkiri, seringnya kita mencari referensi tempat liburan dari media sosial. Nah, beberapa kali aku pun pengin merasakan tuh mengunjungi tempat-tempat baru yang lagi ramai dan viral.
Tentunya tergantung budget dan tujuan juga, ya. Mengingat aku juga harus membawa dua bocil, jadinya ya lebih sering menyesuaikan aja.
Nah, kadang kalau lihat referensi di media sosial tuh kayak bagus-bagus dan seru banget gitu. Ternyata pas didatengin langsung nggak sesuai sama ekspektasi. Apalagi yang sangat viral.
Sudah pasti ramai, eh nggak klop sama yang dibayangin. Seketika merasa review orang-orang di sosial media terlalu dilebih-lebihkan. Niat hati mau liburan, malah sumpek sendiri kan jadinya.
Lalu beliau marah dong, sampai ngata-ngatain kami sebagai pendatang yang nggak mau saling tolong menolong. Harga motor nggak seberapa dibanding mobil. Hehe.
Iya betul, Om. Tapi buat kami, perjuangan nabung buat beli motornya pun nggak semudah membalik telapak tangan. Lagi pula, kami pun punya hak kan mau menolong siapa, di mana dan bagaimana.
Lagian kenapa mereka nggak beli makan pakai mobil sendiri aja coba? Kenapa harus ke pantai yang sepi pengunjung dan nggak ada yang jualan? Padahal, di sepanjang jalan itu ada beberapa pantai lain yang lebih ramai, yang jelas-jelas ramai pedagang makanan juga.
Hmm, oke. Cerita ini bakalan panjang kalau ditulis pakai emosi. Wkwk. Tapi sebagai orang yang lebih muda, kalah jumlah, pendatang dan bawa dua anak kecil, akhirnya kami mengalah pergi. Pindah dari tempat itu padahal anak-anak sudah mulai asyik main di pasir pantai.
Sungguh, hal-hal kayak gitu sangat membuat mood liburan jadi anjlok. Pengalaman buruk saat liburan banget, kan? Padahal biasanya, bertemu orang asing saat berlibur pasti jadi salah satu hal yang bisa menambah wawasan banget. Apalagi setiap mengunjungi tempat baru.
Spot Tujuan Nggak Sesuai Ekspektasi
Tentunya tergantung budget dan tujuan juga, ya. Mengingat aku juga harus membawa dua bocil, jadinya ya lebih sering menyesuaikan aja.
Nah, kadang kalau lihat referensi di media sosial tuh kayak bagus-bagus dan seru banget gitu. Ternyata pas didatengin langsung nggak sesuai sama ekspektasi. Apalagi yang sangat viral.
Sudah pasti ramai, eh nggak klop sama yang dibayangin. Seketika merasa review orang-orang di sosial media terlalu dilebih-lebihkan. Niat hati mau liburan, malah sumpek sendiri kan jadinya.
Makanya, aku sendiri sih sangat jarang mengunjungi tempat-tempat yang viral gitu. Kalau lihat rekomendasi seseorang bilang bagus, tetap harus cek dan ricek lagi biar nggak kemakan iklan doang.
Kalau soal ini sih murni kesalahan pribadi emang. Tapi, ngeselinnya sampai ke ubun-ubun banget. Apalagi kalau sudah siapin tiket jauh-jauh hari karena agak mahal.
Pernah kejadian sekali, dulu. Waktu masih single. Pas banget ada rencana janjian mendaki ke gunung Lawu sama beberapa kawan, sekalian ngurus beberapa hal di Jogja. Makanya memilih start dari Jogja. Sementara saat itu aku dari Banjarmasin.
Kalau ingat-ingat saat itu agak nyesel dan menyalahkan diri sendiri juga, sih. Gegara terlalu santai, jadi ketinggalan pesawat deh. Haha. Jangan lagi-lagi lah. Rugi bosku...
Entah itu hal-hal baik, bahkan hal-hal buruk atau kurang menyenangkan. Semuanya nggak luput dari Kuasa Allah, kan?
Begitu juga sama pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan yang terjadi selama aku bepergian. Selain bikin aku jadi lebih introspeksi diri, juga kasih pelajaran tersendiri buat aku. Bahwa dalam hidup, kita pasti bakalan menemui orang-orang yang nggak sejalan.
Nggak bisa dong kita berharap bakalan ketemu jalan mulus terus-terusan, yakan? Dan lagi nih, yang paling penting, nggak semua dunia yang kita lihat di media sosial itu indah. Di belakang layar, mana ada yang tahu sedih dan susah-susahnya gimana.
Yang jelas, aku pun juga jadi belajar buat nggak teledor dan lebih menghargai waktu. Karena ketinggalan pesawat itu nyesek banget, ya Allah. Beruntung masih di kota tempat tinggal. Coba kalau di kota lain dan nggak ada budget lebih buat penginapan dan ganti tiket baru? Apa kabar?
Itu secuil pengalaman buruk saat liburan versi aku. Kalau kalian, ada yang punya pengalaman buruk saat liburan juga nggak, gaes?
Tiket Hangus
Pernah kejadian sekali, dulu. Waktu masih single. Pas banget ada rencana janjian mendaki ke gunung Lawu sama beberapa kawan, sekalian ngurus beberapa hal di Jogja. Makanya memilih start dari Jogja. Sementara saat itu aku dari Banjarmasin.
Kalau ingat-ingat saat itu agak nyesel dan menyalahkan diri sendiri juga, sih. Gegara terlalu santai, jadi ketinggalan pesawat deh. Haha. Jangan lagi-lagi lah. Rugi bosku...
Pengalaman dan Pelajaran
Namanya juga manusia. Bisa berencana sebaik-baiknya, tapi tetap Allah yang mengatur setiap kejadian. Aku sendiri termasuk orang yang percaya kalau nggak ada kebetulan. Tapi apapun yang terjadi dalam hidup, karena memang sudah Allah izinkan untuk terjadi.Entah itu hal-hal baik, bahkan hal-hal buruk atau kurang menyenangkan. Semuanya nggak luput dari Kuasa Allah, kan?
Begitu juga sama pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan yang terjadi selama aku bepergian. Selain bikin aku jadi lebih introspeksi diri, juga kasih pelajaran tersendiri buat aku. Bahwa dalam hidup, kita pasti bakalan menemui orang-orang yang nggak sejalan.
Nggak bisa dong kita berharap bakalan ketemu jalan mulus terus-terusan, yakan? Dan lagi nih, yang paling penting, nggak semua dunia yang kita lihat di media sosial itu indah. Di belakang layar, mana ada yang tahu sedih dan susah-susahnya gimana.
Yang jelas, aku pun juga jadi belajar buat nggak teledor dan lebih menghargai waktu. Karena ketinggalan pesawat itu nyesek banget, ya Allah. Beruntung masih di kota tempat tinggal. Coba kalau di kota lain dan nggak ada budget lebih buat penginapan dan ganti tiket baru? Apa kabar?
Itu secuil pengalaman buruk saat liburan versi aku. Kalau kalian, ada yang punya pengalaman buruk saat liburan juga nggak, gaes?
Post a Comment
Post a Comment