"Nggak masalah. Masak itu hal yang bisa kita pelajari bareng. Nggak sempat masak ya tinggal beli, gampang," ujarnya saat itu, dengan suara lantang dan penuh keyakinan.
Sebagai perempuan single yang masih sibuk bekerja, tentu aku menganggap jawaban calon suamiku saat itu masih abu-abu. Masa sih dia bisa semudah itu menerima kekurangan aku yang nggak bisa masak? Padahal dalam sebuah hubungan rumah tangga, aku menganggap bahwa istri yang pintar memasak itu adalah sebuah kewajiban.
Bukan sama sekali nggak bisa masak, sih. Tapi memang kemampuan dan jam terbang memasakku saat itu bisa dibilang masih di bawah rata-rata. Tapi setidaknya, dengan mengetahui jawabannya tadi, aku bisa punya gambaran gimana nantinya kalau aku nggak masak setelah menikah.
Mau menikah, tapi nggak bisa masak. Gimana nanti bisa jadi istri yang baik? Ah … tapi itu kan pemikiran kuno. Batinku masih memberontak. Jaman sekarang sudah semakin maju, perempuan nggak harus jago masak kalau mau jadi istri yang baik. Tinggal beli makanan jadi, banyak kok. Kira-kira begitu pemikiranku dulu.
Sampai pada akhirnya, tibalah hari pernikahan, dan secara resmi aku di boyong ke kota kelahirannya, di Jogja. Meninggalkan rumah, dan kota kelahiranku serta kenyamanan-kenyamanan lain sebagai anak perempuan terakhir satu-satunya di dalam keluarga.
Awal Pernikahan yang Canggung
Walaupun sebelumnya, sudah cukup lama juga aku tinggal di Jogja saat kuliah, tapi tetap saja rasanya saat sudah menikah itu beda banget. Apalagi saat harus ketemu keluarga besarnya yang benar-benar besar. Ditambah perbedaan budaya, bahasa dan kebiasaan ini itu, sempat bikin aku canggung dan merasa aneh.
Tapi Alhamdulillah, almarhum bapak dan ibu mertuaku luar biasa baik. Memperlakukan aku nggak beda jauh kayak anaknya sendiri, bahkan lebih. Masya Allah, ini salah satu rezeki yang selalu aku syukuri. Tolong selipkan doa kebaikan bagi keduanya yang sudah berpulang ya, gaes.
Setiap hari, ibu mertua selalu masak besar di rumahnya. Lalu mengantar bagian kami, anak-anaknya yang nggak bisa masak ini. Sebagai manusia dan menantu yang masih normal, tentu dong aku sering merasa nggak enak kalau terus-terusan begitu. Sesekali aku juga berusaha buat membantu masak, biar lebih akrab. Karena memang kami baru benar-benar bertemu di hari pernikahan.
Singkat cerita, akhirnya aku dan suami sepakat buat mulai belajar masak sendiri di rumah, dan membeli kebutuhan sendiri di pasar. Tapi namanya orang tua, apalagi rumah yang berdekatan, pasti bakalan selalu merasa khawatir. Hehe.
Beliau masih terus membantu dengan berusaha menyuplai lauk pauk mentah ke rumah. Dan membiarkan aku mengolah sendiri masakan itu. Walaupun sering ditawari bantuan, tapi karena gengsi alias malu, aku selalu berusaha menolak secara halus. Lagi pula, mau sampai kapan aku merasa jadi tuan putri? Hahaha.
Ke depannya harus selalu jadi lebih baik. Walaupun kenyataannya aku juga masih merasa kesulitan, karena belum terbiasa mengurus rumah. Tapi lagi-lagi, Allah selalu kasih kemudahan buat aku. Suamiku nggak segan turun tangan langsung buat membantu. Bahkan beberapa kali, dia yang menyiapkan masakan buat aku. Masya Allah.
Manfaat #SuamiIstriMasak Bersama di Rumah
Meskipun di awal kepindahan, masih banyak hal yang nggak bisa aku kerjakan sendiri, seperti halnya memasak. Tapi seiring berjalannya waktu, semuanya bisa diatasi bersama.
Ini juga yang kemudian bikin jam terbang memasakku di dapur sudah semakin meningkat. Apalagi waktu memasuki fase GTM anak. Mau nggak mau, aku harus memutar otak buat menyiapkan berbagai masakan buat anak. Ibu-ibu yang pernah mengalami, pasti tau deh gimana lelahnya otak dan tubuh kalau kayak gitu.
Beruntung, di sela-sela kesibukannya bekerja dan kuliah, suami masih terus menyempatkan waktunya buat membantu di rumah. Beberapa kali, kami luangkan waktu khusus buat memasak bersama.
Bagi kami, #SuamiIstriMasak itu merupakan cara buat menghangatkan hubungan dan memperkuat lagi kedekatan emosional. Selain meringankan pekerjaan istri, banyak manfaat lain juga yang bisa didapat dari kegiatan #SuamiIstriMasak.
Saat memasak bersama suami, tentunya kami akan memilih waktu saat anak-anak sudah terlelap tidur, atau sedang fokus dengan kegiatan bermainnya. Di saat ini juga, aku dan suami bisa punya waktu buat mengobrol lebih leluasa, dengan tema pembicaraan yang lebih hangat dan dalam.
Karena memasak itu bukan kegiatan yang terikat gender, dan salah satu skill dasar buat bertahan hidup. Jadi, dengan kegiatan #SuamiIstriMasak setidaknya bisa menjadi contoh nyata buat anak-anak, kalau kegiatan yang dilakukan orang tuanya merupakan hal positif yang boleh untuk ditiru nantinya.
Komunikasi yang tadinya agak sulit karena kesibukan masing-masing, bisa jadi mencair saat masak bersama. Dalam kegiatan ini, suami istri bisa saling bekerja sama, percaya, mengerti dan memberi serta menerima bantuan secara tulus satu sama lain.
#SuamiIstriMasak lumayan bisa bikin kita lupa sejenak sama keruwetan pekerjaan, dan lain-lain yang sudah seharian di kerjakan di luar. Ketegangan otaknya sedikit bisa teruraikan, gaes.
Mendengar dari pengalaman beberapa teman, sebagai istri dan ibu katanya mereka nggak boleh sakit. Jadi, walau sedang sakit pun pekerjaan rumah seperti memasak tetap harus dilakukan sendiri. Karena suami yang tidak bersedia turun tangan membantu.
Alhamdulillah, kalau di rumah kami semua boleh sakit, termasuk aku. Karena pekerjaan rumah akan di handle sama suami, salah satunya memasak. Memang sesempatnya, karena masih harus bekerja dan lain-lain. Tapi sebisa mungkin suami akan memback-up semuanya.
Beruntung, di sela-sela kesibukannya bekerja dan kuliah, suami masih terus menyempatkan waktunya buat membantu di rumah. Beberapa kali, kami luangkan waktu khusus buat memasak bersama.
Bagi kami, #SuamiIstriMasak itu merupakan cara buat menghangatkan hubungan dan memperkuat lagi kedekatan emosional. Selain meringankan pekerjaan istri, banyak manfaat lain juga yang bisa didapat dari kegiatan #SuamiIstriMasak.
1. Bisa Ngobrol Lebih Leluasa
Saat memasak bersama suami, tentunya kami akan memilih waktu saat anak-anak sudah terlelap tidur, atau sedang fokus dengan kegiatan bermainnya. Di saat ini juga, aku dan suami bisa punya waktu buat mengobrol lebih leluasa, dengan tema pembicaraan yang lebih hangat dan dalam.2. Contoh Bagi Anak-anak
Ini hal yang cukup penting, karena aku punya anak laki-laki. Di sini kami sedang berikhtiar buat membangun pemikiran bahwa laki-laki itu juga boleh membantu memasak. Bahkan pekerjaan rumah lainnya.Karena memasak itu bukan kegiatan yang terikat gender, dan salah satu skill dasar buat bertahan hidup. Jadi, dengan kegiatan #SuamiIstriMasak setidaknya bisa menjadi contoh nyata buat anak-anak, kalau kegiatan yang dilakukan orang tuanya merupakan hal positif yang boleh untuk ditiru nantinya.
3. Menghadirkan Cinta dalam Makanan Sehat
Selain bisa menghidangkan makanan yang jauh lebih sehat jika memasak di rumah, kegiatan memasak bersama suami juga bakalan menumbuhkan lagi rasa cinta di hati masing-masing. Uhuk.Komunikasi yang tadinya agak sulit karena kesibukan masing-masing, bisa jadi mencair saat masak bersama. Dalam kegiatan ini, suami istri bisa saling bekerja sama, percaya, mengerti dan memberi serta menerima bantuan secara tulus satu sama lain.
4. Mengurangi Stress
Dalam sebuah penelitian, dikatakan bahwa memasak itu merupakan salah satu sarana healing dan rekreasi bagi pasangan suami istri. Setelah seharian berpusing ria dengan kesibukan duniawi lainnya, saat memasak bersama suami, kita bakalan menemukan sebuah kenyamanan buat menyiapkan makanan tersebut.#SuamiIstriMasak lumayan bisa bikin kita lupa sejenak sama keruwetan pekerjaan, dan lain-lain yang sudah seharian di kerjakan di luar. Ketegangan otaknya sedikit bisa teruraikan, gaes.
5. Menghindari Panik Saat Suasana Darurat
Kalau setiap hari urusan memasak dan rumah tangga lainnya hanya dikerjakan sama istri, pas suatu hari si istri sakit atau ada hal mendesak lainnya, suami yang sudah terbiasa turun tangan dalam urusan rumah tangga nggak akan panik, gaes!Mendengar dari pengalaman beberapa teman, sebagai istri dan ibu katanya mereka nggak boleh sakit. Jadi, walau sedang sakit pun pekerjaan rumah seperti memasak tetap harus dilakukan sendiri. Karena suami yang tidak bersedia turun tangan membantu.
Alhamdulillah, kalau di rumah kami semua boleh sakit, termasuk aku. Karena pekerjaan rumah akan di handle sama suami, salah satunya memasak. Memang sesempatnya, karena masih harus bekerja dan lain-lain. Tapi sebisa mungkin suami akan memback-up semuanya.
Kreasi Resep #SuamiIstriMasak
"Aku beli ikan, kita panggang aja, ya!" ujar suami sepulang dari pasar waktu itu.
Dengan berbekal aplikasi resep andalan di ponsel, aku langsung menyiapkan bahan-bahan lainnya di rumah. Sambil mengurusi dua balita yang masih sibuk berebut mainan. Masya Allah, betapa ramainya rumah kami dengan jerit tangis para bocil.
Setelah suami datang, kami segera berbagi tugas. Suami menemani dua balita, sedangkan aku mencuci dan membersihkan ikan dan ayam yang akan dipanggang. Bumbu-bumbu sudah diracik, tentu dong ditambah kecap andalan kami, Kecap ABC yang berasal dari perasan kedelai pertama yang berkualitas.
Apalagi baru-baru ini, kecap ABC mendapat penghargaan Top Halal Award yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Training and Education Center (IHATEC). Masak dengan kecap ABC bikin makin mantap di hati.
Setelah anak-anak bisa dikondisikan, suami dan aku mulai bekerja sama di dapur sambil mengobrol dan bersenda gurau. Walaupun hanya menyiapkan menu sederhana, tapi dibuat dengan penuh cinta dan ketulusan.
Setelah kegiatan #SuamiIstriMasak, sudah jadi rahasia umum para pasangan nih kalau dapur akan jauh lebih kotor dan berserakan di mana-mana. Kalau dibandingkan dengan saat memasak sendiri, bisa sangat jauh berbeda, gaes. Hehe.
Buat aku sih nggak masalah. Kecap ABC aja percaya bahwa dapur adalah tempat yang tepat untuk mengubah ketidaksempurnaan menjadi sesuatu yang manis. Memasak bareng suami, memang bikin dapur lebih berantakan, bahkan kadang rasa masakan agak dominan ke selera suami.
Tapi nggak papa banget. Demi memperkuat kedekatan emosional, dapur kotor pun juga bisa bikin suami istri makin harmonis, karena saling bekerja sama lagi buat membersihkan sisa-sisa kegiatan memasak tadi. Di sinilah peran penting komunikasi sama pasangan.
Kalau apa-apa dikerjakan berdua, rasanya romantis banget, kan? Huh, apa itu seikat bunga? Lebih manis masak bersama pakai kecap ABC, dong.
Setelah anak-anak bisa dikondisikan, suami dan aku mulai bekerja sama di dapur sambil mengobrol dan bersenda gurau. Walaupun hanya menyiapkan menu sederhana, tapi dibuat dengan penuh cinta dan ketulusan.
Hidangan apapun makin istimewa pakai kecap ABC yang 11% lebih enak, 13% lebih kental, dan 11% lebih kaya rasa. Standar Ibu, tiada duanya!
Buat aku sih nggak masalah. Kecap ABC aja percaya bahwa dapur adalah tempat yang tepat untuk mengubah ketidaksempurnaan menjadi sesuatu yang manis. Memasak bareng suami, memang bikin dapur lebih berantakan, bahkan kadang rasa masakan agak dominan ke selera suami.
Tapi nggak papa banget. Demi memperkuat kedekatan emosional, dapur kotor pun juga bisa bikin suami istri makin harmonis, karena saling bekerja sama lagi buat membersihkan sisa-sisa kegiatan memasak tadi. Di sinilah peran penting komunikasi sama pasangan.
Kalau apa-apa dikerjakan berdua, rasanya romantis banget, kan? Huh, apa itu seikat bunga? Lebih manis masak bersama pakai kecap ABC, dong.
Sumber Gambar : Facebook Kecap ABC |
Gagasan #SuamiIstriMasak Bersama ABC
Tahu nggak, gaes, kalau ternyata kegiatan masak bareng suami istri itu sudah digagas oleh kecap ABC sejak 2018 lalu. Sebagai bentuk dukungannya terhadap peran perempuan dan mengurangi angka perceraian, muncullah gagasan #SuamiIstriMasak oleh kecap ABC.
Di tahun 2018, kampanye ini mulai diinisiasi. Lalu, di tahun 2019 Inisiasi kampanye ini berlangsung selama Hari Kesetaraan Perempuan. Berlanjut di tahun 2020, ABC berkolaborasi lagi dengan platform edukasi untuk melibatkan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan.
Barulah di tahun 2021 yang lalu, ABC kembali berkolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono. Tau kan, pasangan couple goals yang beritanya selalu adem ayem ini, gaes? Nah, keduanya digandeng untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami dan istri di dapur. Dapur bukan urusan istri doang kok, gaes.
Tulisan panjang tentang #SuamiIstriMemasak kali ini pun, terinspirasi dari video di bawah ini. Coba deh kalian tonton dulu keseruannya.
Seperti yang kita tahu, budaya di Indonesia selalu menempatkan peran perempuan sebagai pengelola pekerjaan domestik rumah tangga. Mencuci, memasak, dan segala urusan rumah selalu dititikberatkan sama perempuan. Sedangkan tugas suami hanya mencari nafkah.
Padahal, sebuah keluarga yang harmonis adalah keluarga yang di dalamnya terjalin hubungan komunikasi dan kerjasama yang baik antar anggota keluarganya. Selaras juga sama ajaran Islam yang mengatakan pentingnya keterlibatan suami dan istri dalam pekerjaan rumah tangga, terutama dalam hal mengurus anak.
Hendaknya, dalam hubungan suami istri, harus ada kerelaan dalam hal saling membantu. Mengutip dari situs dalamislam.com, suami yang membantu istri dengan melakukan pekerjaan rumah tangga merupakan perbuatan yang baik dan termasuk kebiasaan orang-orang shalih. Bahkan, hal ini juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
So, jangan ragu buat meminta bantuan sama pak suami ya, ibu-ibu. Ayo mulai menciptakan momen dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan membangun kedekatan emosional dengan #SuamiIstriMasak!
Selamat bersenang-senang dengan memasak bareng, gaes!
Yuk, Mulai Ciptakan Momen #SuamiIstriMasak
Padahal, sebuah keluarga yang harmonis adalah keluarga yang di dalamnya terjalin hubungan komunikasi dan kerjasama yang baik antar anggota keluarganya. Selaras juga sama ajaran Islam yang mengatakan pentingnya keterlibatan suami dan istri dalam pekerjaan rumah tangga, terutama dalam hal mengurus anak.
Hendaknya, dalam hubungan suami istri, harus ada kerelaan dalam hal saling membantu. Mengutip dari situs dalamislam.com, suami yang membantu istri dengan melakukan pekerjaan rumah tangga merupakan perbuatan yang baik dan termasuk kebiasaan orang-orang shalih. Bahkan, hal ini juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi shalat” (HR Bukhari).
So, jangan ragu buat meminta bantuan sama pak suami ya, ibu-ibu. Ayo mulai menciptakan momen dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan membangun kedekatan emosional dengan #SuamiIstriMasak!
Selamat bersenang-senang dengan memasak bareng, gaes!
Kapan sih mbak momen yang pas masak bareng suami? emang beneran asyik? soalnya biasa aku masak pagi aja, pas semuanya masih lelap tidur wkwkwk
ReplyDeleteBener kata mba Dewi...masak bareng suami itu menambah kecintaan dan melekatkan bonding diabtara suami istri. Jadi tambah sayang lho...masak berdua itu romantis hehe
ReplyDeleteSalah satu manfaat suami istri masak bareng yang saya rasakan adalah bisa ngintip dan belajar resep-resep rahasia istri yang selama ini bikin masakan di rumah enak
ReplyDeleteBismillah.. mau coba masak bareng suami deh. Semoga berhasil masakannya
ReplyDeleteAku belum pernah masak bareng suami. Berasa ribet aja. Hahaha.. next deh aku coba
ReplyDeleteBtw, Kak. Ibu mertua Kakak baik sekaliiii wkwkkw. Aku pun wawas diri dari sekarang karena belum bisa masak awowkwokwok takut diomelin nantinya. Semangat ya Kak Dew!
ReplyDeleteAku termasuk yg jarang sih masak sama suami. Paling sekali seminggu. Soalnya aku masak pagi-pagi sama sore sebelum dia pulang kantor, hehehe.
ReplyDeleteKeseruan masaknsama suami tuh emang jadi salah satu moment yang menyenangkan.
Samaaa wkwkwk aku juga sebelum nikah ngga bisa masak, ya ngga nanya juga sih ke suami kalau ngga bisa masak gimana? dan bukmer juga bae banget sering kirim2 masakan ke rumah. Ternyata masak bareng suami juga seru ya..
ReplyDeleteMemang seru banget bisa masak bareng suami, banyak momen-momen tak terlupakan. Btw, enak ya kak dapat mertua baik...
ReplyDeleteTernyata banyak banget ya manfaat masak bareng pasangan. Gas, praktekin!
ReplyDeleteSenang banget kalau dapat pasangan yang menerima kalau ternyata calon istrinya Ga bisa masak. Artinya dia siap turun ke dapur kalau diperlukan. Boleh nih jadi siasat bagi singelillah sebagai penyataan awal sebelum taaruf wkwk
ReplyDeletewah seru ya masak bareng, btw biasanya menu apa aja yang dimasak bareng?;
ReplyDeleteMasya Allah baik banget mertuanya, memang mertua itu kalau baik lebih baik ke menantu sama anaknya sendiri (pasangankita.red). Senangs ekali dengan kampanye yang dilakukan Kecap ABC, menguatkan pasangan nih
ReplyDeleteseru ya memang bisa masak berdua, hihi.. aku juga sering nih nyoba-nyoba resep masakan baru buat dimasak berdua sama suami ehehe
ReplyDelete