banner

Menyaksikan Bukti Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa

9 comments
Bukti Kasih



Assalamualaikum. Hai teman sesudut. Tulisan ini aku buat sangat dadakan. Jadi jangan heran kalau lebih banyak curhatnya. Hehe.

Karena kejadian tadi pagi agak bikin hati ini cenut-cenut, terus mbrebes mili. Duh... Mengingatkan aku lagi sih bahwa benar adanya, kalau kasih ibu sepanjang masa.

Apalagi, setelah kejadian tadi pagi, ditambah ada ucapan suami yang tiba-tiba bikin aku terenyuh dan merenungi sesuatu. Bertepatan juga sama peringatan hari ibu di tanggal 22 ini, jadi ya sudah lah. Aku rasa menuangkan perasaan ini dalam sebuah tulisan adalah hal yang tepat.

Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa


Jadi, gini ceritanya. Sejak beberapa hari lalu, tetangga sebelah rumah lagi kedatangan tamu dari kampung halaman. Setelah puluhan tahun si tetangga nggak pernah pulang ke kampung halamannya sendiri, akhirnya kali ini si Ibu dan adiknya lah yang datang ke Tondano.

Dari informasi yang aku dapat, si ibu datang ke sini dengan menggunakan kapal laut. Perjalanan panjang mengarungi lautan dari Biak ke Manado menghabiskan waktu sekitar 3 hari. Tapi karena cuaca kurang bersahabat, mereka sampai setelah 4 hari perjalanan.

Alhamdulillah, mereka sampai dalam keadaan sehat. Meskipun disambut hujan badai di Tondano. Dan tibalah kejadian tadi pagi-pagi banget, aku menyaksikan pemandangan si ibu membantu membersihkan halaman rumah anaknya.

Cuma itu? Iya cuma pemandangan sederhana itu. Tapi justru bikin aku terenyuh banget. Mungkin bawaan kangen rumah, sih. Hehe.

Dengan cekatan, si ibu mencabuti rumput-rumput di halaman rumah dengan tangan keriputnya. Berlanjut menyapu halaman yang cukup luas itu, sendirian. Mungkin di saat orang lain masih terlelap tidur. Masya Allah, Tabarakallah.

Ingatanku langsung melayang ke bapak ibuku di kampung halaman. Dulu, setiap mengunjungi rumah kakak di perantauan, keduanya selalu menyempatkan bersih-bersih halaman rumah anaknya. Segala hal dilakuin pokoknya.

Dulu sih aku beranggapan hal itu biasa aja, bahkan mikir ngapain sih, orang tua jauh-jauh bertamu malah nyabutin rumput, bersihin rumah, beberes ini-itu. Tapi sekarang aku jadi sadar suatu hal. Dari hal sederhana kayak gitu aja, sudah jelas banget bukti kasih sayang ibu itu sepanjang masa, gaes.

Walaupun lelah di perjalanan panjang, badannya yang mulai menua nggak bakalan segan-segan berusaha meringankan pekerjaan kita. Sesimple mencabuti rumput liar dan menyapu halaman rumah. Bahkan sampai bela-belain masakin makanan kesukaan kita. Masya Allah.

Mau setua apa pun usia kita saat ini, ibu selalu menganggap kita anak yang harus dia rawat. Bukan karena merasa hal itu sebagai tuntutan, melainkan karena memang kasih sayang ibu yang sepanjang masa.

Flashback Pulang Kampung Berduka

Doa

Kejadian sederhana tadi pagi memang nggak aku saksikan bareng-bareng sama suami. Tapi ternyata, suami juga melihat pemandangan itu. Dan langsung komentar suatu hal yang semakin bikin hati ini meleyot.

"Tuh, anaknya merantau nggak pulang-pulang, ibunya yang datengin ke sini jauh-jauh. Aku juga pengin kayak gitu," katanya dengan senyum semringah.

Walaupun menunjukkan senyuman lebar, aku tau pasti di dalam hatinya sedang berduka. Pasti sedang rindu almarhum ibu dan bapaknya.

Lagi-lagi memoriku dibawa kembali ke tahun 2020 yang lalu. Di mana tepat saat kami pulang ke kampung halaman suami di Jogja, bapak mertuaku berpulang ke pangkuan Allah. Bahkan, aku belum sempat menemui beliau malam itu.

Setelah lama sakit dan dalam keadaan kritis, beliau akhirnya berpulang tepat setelah bertemu anaknya yang baru kembali dari perantauan. Aku nggak tau lagi gimana rasa perihnya suamiku saat itu.

Antara sedih dan harus bisa mengikhlaskan kepergian yang terkasih. Kata orang-orang, beliau hanya menunggu anak dan cucunya datang kembali ke Jogja sebelum berpulang. Wallahu'alam. Beliau sudah tenang di pelukan-Nya.

Tapi ternyata, di 2020 Allah memang sedang menguji keimanan kami, melihat seberapa tangguhnya hati kami dalam mengikhlaskan kehilangan. Kurang dari seminggu setelah kepergian bapak, ibu mertua menyusul masuk rumah sakit.

Hampir sebulan penuh bergelut dalam keadaan yang tak kunjung membaik. Dan pada akhirnya, ibu pergi, ikut menyusul bapak berpulang ke rahmat Allah. Hal yang paling aku takutin saat merantau jauh dari orang tua.

Bapak dan ibu mertua jadi pasangan sehidup semati, Insya Allah juga sesurga yang jadi contoh di depan mataku sendiri. Rupanya, ibu nggak mau bapak sendirian. Ibu pengin tetap menjaga dan merawat bapak kayak yang biasanya ibu lakuin saat di dunia. Masya Allah, Tabarakallah. 

Allāhummaghfir lahum, warhamhum, wa 'āfihim, wa'fu 'anhum. Allāhumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafā'ata 'alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.

Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa'at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.

Kejadian sederhana tadi pagi cukup bikin kami merenung dan juga bersyukur. Merenungi dan mengikhlaskan kepergian, dan juga bersyukur atas jalan hidup yang sudah Allah takdirkan.

Mudah-mudahan dengan perenungan ini, kami bisa terus menjadi anak-anak yang tak putus mendoakan kedua orang tua kami. Berusaha semaksimal mungkin menjaga hubungan baik dan kualitas kebersamaan dengan orang-orang terkasih, meskipun jarak memisahkan.



Hari Ibu dan Kasih Sayang Ibu


Hari ibu


Di tanggal 22 Desember 2022 ini memang diperingati sebagai hari ibu. Tapi aku pribadi bukan termasuk anak yang selalu merayakan momen-momen kayak gini sama ibuku. Aku nggak mengucapkan selamat hari ibu khusus di tanggal 22 Desember aja. Karena menurutku, nggak ada hari khusus buat sekadar mengungkapkan rasa sayang dan terimakasih kita pada sosok ibu.

Sama halnya kayak kasih sayang ibu pada kita. Sepanjang masa, meskipun terkesan sederhana. Insya Allah, kasih sayang kita pun terus menggema di setiap doa-doa. Tapi bukan kesalahan juga kok ngucapin dan merayakan kebersamaan bareng ibu di momen spesial ini.

Sebagai seorang anak yang juga sudah menjadi seorang ibu, kalau dikasih ucapan sederhana dari anak aja pastinya bakalan bahagia banget, gaes. Aku yakin begitu juga perasaan ibu kita. Tentunya, ibu bakalan merasa keberadaannya selama ini dihargai.

Mumpung lagi momen yang tepat, nih. Nggak ada salahnya juga luangin quality time sama ibu. Sekadar ngobrol sambil masak bareng pun sudah sangat membahagiakan, gaes.

Lihat sendiri deh kasih sayang ibu yang nggak ada habisnya itu. Apalagi setelah kita ucapin selamat hari ibu hari ini. Beribu-ribu doa kebaikan bakalan kembali mengalir bagi kita. Masya Allah.

Yuk, ucapin selamat hari ibu, selagi jarak bukan halangan. Selagi ibu masih di hadapan. Selagi ibu masih bernafas dan terus melantunkan doa-doa kebaikan bagi kita, anak-anaknya.

Selamat hari ibu untuk seluruh ibu hebat di dunia. Doa-doa terbaik untuk segala ketulusanmu, Bu.

halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

9 comments

  1. Orang tua itu kasih sayangnya memang sepanjang masa ya Mba. Ada banyak pengorbanan mereka yang kadang bikin berdecak kagum.

    ReplyDelete
  2. maaf kak, aku bacanya setengah tulisan. aku berhenti baca di pas bagian almarhum bapak kakak. gak kuat lho kak bacanya hehe, aku lagi gak mau nangis soalnya :)
    Overall tulisan kakak benar-benar udah menyentuh hati banget sampe berkaca-kaca mataku nahan tangis. tapi aku lagi di kantor hehe gak mau nangis ah. Terima kasih sudah berikan tulisan yang reminder banget buat aku kak.

    ReplyDelete
  3. Aku relate sama komen sebelum ini, ketrigger juga karena mirip. Suamiku juga yatim piatu tapi dalam waktu 1 tahun dan dalam keadaan merantau :'( pastinya segala hal berubah dan bukan lebih mudah. Namun semoga bisa ikhlas dan terus berkah bahagia sekeluarga ^^

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah, salah satu nikmat di depan mata yang patut kita syukuri adalah kasih sayang orang tua. Orang tua nasab atau pun mertua pada hakikatnya adalah orang tua kita.
    Terima kasih remaindingnya Kak Dewi, semoga kita selalu menjadi anak-anak yang berbakti untuk orang tua kita.
    Selamat Hari Ibu juga

    ReplyDelete
  5. Bener banget kalau orang tua datang tuh rasanya kita jadi anak kecil lagi. Semua diurusin lagi, even kita udah nikah dan punya anak pun. Ibu tetap menganggap kita anaknya yang butuh dirawat. Kalau baca cerita tentang Ibu gini aku pun terharuu hiks

    ReplyDelete
  6. Tulisan yang mengandung bawang merah ini, semoga bapak dan ibu kita selalu diberikan kesehatan dan keselamatan, bagi bapak dna ibunya yg sudah tiada semoga mereka diberikan tempat terbaik disisi Allah Azza Wa Jalla, dijaga dan diampuni semua kesalahannya oleh Allah..amiin..

    ReplyDelete
  7. Semoga Allah memberikan tempat yang mulia bagai bapak dan ibu mertuanya mbak. Pastinya selalu ada hal yang di luar kuasa kita. Saat ini yang bisa dilakukan selain mengenang kebaikan ornag tua adalah mendoakan selalu.

    ReplyDelete
  8. Masya Allah masya Allah .. lagi lagi diingatkan peran sebagai anak. Meski sudah jadi orang tua saat ini, tapi kita tetap anak bagi kedua orang tua kita ya.. selamat hari ibu juga mbakkk

    ReplyDelete

Post a Comment