banner

Menggali Makna Kekuatan Doa Ibu dalam Film Tentang Ibu

Post a Comment

Menggali makna



Assalamualaikum, halo teman sesudut! Kayapa habar?

Eh, tumbenan nih hari ini aku nyapa pake bahasa Banjar. Nah, jadi, aku abis nonton satu film bagus, nih, gaes. Salah satu adegannya emang pake bahasa Banjar gitu. Lumayan bikin rindu kampung halaman jadinya.

Dari pada penasaran, langsung aja yuk ikutin aku jalan-jalan ke lima pulau di Indonesia, sambil menggali makna kekuatan doa ibu dalam film Tentang Ibu. Ini film wajib ditonton banget, sih!

Identitas Film Tentang Ibu

Film ini berjudul Tentang Ibu. Ditulis dan diproduserin sama Melanie Subono, disutradarain sama Reza Nangin dan dibungkus sama lagu-lagu daerah yang diaransemen sama Dennis Nussy.

Dirilis pertama kali di aplikasi Video pada tanggal 1 Desember 2021. Lalu, dalam rangka memperingati hari ibu, film ini juga tayang di SCTV tepat di tanggal 22 Desember 2021.

Film yang udah menyabet penghargaan di mana-mana ini dibintangin sama pemain senior, Jajang C Noer. Lawan mainnya juga nggak kalah keren, diperanin sama Khiva Iskak. Sepanjang film, kita bakalan disuguhin sama peran seru kedua pemain utama itu aja, gaes!

Tentang Ibu digarap serius sama Melanie melalui pendekatan lima lagu daerah, gaes. Banyak banget juga musisi yang tergabung di dalam sini, contohnya Monita Tahalea, Fauzan Lubis, Prince Poetiray, Albert Fakdawer dan lain-lain.
Saya orang musisi, jadi pendekatan cerita yang paling saya mengerti ya dari angle music. Apalagi di bantu Dennis Nussy sebagai Music Director, music menjadi bagian sangat kuat dari cerita.

Sinopsis Film Tentang Ibu



Film tentang ibu



Awalnya, film semi musikal ini digarap sama Melanie sebagai kado ulang tahun buat eyangnya, yaitu almarhum BJ. Habibi. Terinspirasi dari pesan yang pernah disampein sama eyang Habibi buat mencintai ibu, ibu bumi dan ibu pertiwi.

Mengisahkan tentang seorang laki-laki bernama Faiz (Khiva Iskak) yang hidup berdua sama sang ibu (Jajang C Noer) di Ambon. Faiz berniat mencari ayahnya yang emang belum pernah dia temuin sejak kecil, gaes. Tapi, Faiz cuma punya bekal foto pernikahan ayah-ibunya dulu, sama sehelai kain yang katanya kepunyaan sang ayah.

Sosok ibu yang diperanin sama Jajang C. Noer ini seolah menyimpan sebuah misteri, sih, tentang di mana sebenarnya keberadaan sang ayah. Tapi, si ibu tetap mengizinkan anaknya buat pergi.

Nah! Misi pencarian ayahnya dimulai di kota Banjarmasin. Karena kain itu tadi dibilang mirip sama kain sasirangan khas Banjar. Singkat cerita datanglah Faiz ke Banjarmasin.

Bukannya ketemu sama ayahnya, Faiz justru ketemu sama sosok ibu yang bilang kalau kain yang dibawa sama Faiz itu lebih mirip songket dari Sumatera Barat. Alhasil, lanjutlah pencarian itu ke Padang, Sumatera Barat.

Sebelumnya, Faiz kebingungan karena uang yang dia punya nggak cukup buat beli tiket pesawat ke Padang, bebs. Untungnya dia dibantu sama keluarga si ibu yang di Banjarmasin tadi, dicariin tiket kapal. Hingga sampailah dia ke Sumatera.

Lagi-lagi, Faiz gagal nemuin ayahnya. Tapi justru ketemu lagi sama sosok ibu lainnya di Padang, yang bilang kalau kain itu lebih mirip lurik dari Jogja. Nah nah nah… Faiz bingung deh tuh.

Akhirnya, berlanjutlah perjalanan mencari ayah menuju ke Yogyakarta. Sesampainya di Jogja pun, Faiz gagal nemuin ayahnya. Dan di sini dia hampir menyerah. Apalagi pas telepon si ibu di Ambon, dan ibunya menyuruh buat pulang aja.
Makin kusut muka Faiz. Pulanglah! Mau dicari kemana lagi? Sudahlah. Tidak ada bapak bertahun-tahun kita baik-baik saja, kan? Tidak cukup ibu buat Faiz? Jaga yang masih kamu punya, Iz. Jangan malah cari yang nggak ada.

Film indie


Di Jogja, Faiz ketemu lagi sama sosok ibu dan anak perempuannya, yang bilang kalau kain itu mirip sama kain Papua. Dahlah, Faiz semakin ingin menyerah. Apalagi dananya udah nggak ada lagi gaes buat terbang ke sana. Di sini si ibu juga menasihati Faiz buat jangan mudah menyerah.
Lelah boleh, tapi yo ojo nyerah, toh!
Dengan kebaikan hati si ibu Jogja dan anaknya, membantu Faiz buat beli tiket ke Papua, gaes! Wow.
Narimo ing pandum. Makaryo ing nyoto. Berusaha sekuat tenaga, dan mau menerima semua ketentuan dari Allah, dari yang Maha Kuasa dengan ikhlas.
Gas lah, Faiz menuju ke Papua. Tapi di Papua, Faiz justru dianggap provokator dalam satu pertikaian antara mama-mama Papua gitu. Berakhir kejar-kejaran dan jadi bulan-bulanan warga.

Di sini ibunya Faiz udah punya feeling nggak baik tentang Faiz. Dia terus mencoba menelepon dan mendoakan yang terbaik bagi anaknya.

Sampai di akhir cerita, Faiz kembali pulang ke Ambon. Pulang ke pelukan ibunya yang ternyata baru aja meninggal dunia. Sedih kan, gaes?

Orientasi

Film ini sukses menyabet dua penghargaan di tahun yang sama, 2021. Pertama, Feature Film dalam Pure Magic International Film Festival di Netherland dan Best Narrative Feature di 4th Dimension Independent Film Festival di Bali.

Film Tentang Ibu garapan Melanie Subono ini juga berhasil masuk sebagai finalis Richard Harris Film Festival 2021, terpilih sebagai Best Feature Film juga di HALO Internasional Film Festival di Rusia, dan berhasil pula menyabet penghargaan dari RIFF (Rameshwaram International Film Festival) di India.

Belom kelar, gaes, Tentang Ibu juga berhasil meraih penghargaan The 3rd Hongkong International Youth Film Festival (HKIYFF) di Macau. Tentang Ibu juga meraih Outstanding Achievement Award dalam World Film Carnival di Singapura.

Yang terakhir, film ini juga masuk sebagai finalis Baliwood World Best Film Award 2021. Pemerannya, Jajang C Noer dan Khiva Iskak masuk dalam nominasi World Best Independent Film Actrees and Actor.

Evaluasi

Sebagai seorang ibu dan anak, film ini related sih rasanya. Doa ibu bakalan terus mengangkasa, di mana pun dan apa pun yang terjadi sama anaknya. Dan kekuatan doa ibu itu biasanya sangat-sangat diijabah sama Allah. Percaya nggak? Doa ibu juga yang bakalan menjadi kekuatan buat anaknya agar nggak mudah menyerah dan terus berusaha.

Film ini punya makna mendalam buat aku. Apalagi, ada kampung halamanku juga yang jadi salah satu tujuannya. Sukses, bikin rindu kampung, deh. Haha.

Kekurangannya menurut pengamatan awamku, sayangnya film ini nggak dilengkapin sama subtitle. Padahal nggak semua orang paham bahasa daerah-daerah tertentu.

Selain itu, di dalam film terlalu banyak unsur iklan. Hehe. Tapi ya nggak papa juga, sih. Toh emang keperluan sponsor.

Kesimpulan

Makna dari film ini cukup sederhana. Kadang, kita tuh selalu disibukkan sama sesuatu yang nggak ada. Kita sibuk mencari-cari lagi apa yang kurang, yang nggak kita miliki. Sementara kita lupa bersyukur sama apa yang sudah kita punya selama ini.

Juga tentang kekuatan doa ibu yang jadi benang merah dalam film ini. Karena seorang ibu nggak akan putus mendoakan anaknya. Pernah denger kan ungkapan yang bilang gini :
Setiap satu dari keinginanmu tercapai, itu nggak lain adalah salah satu dari doa ibumu yang didengar Allah.
Dalam film ini, Faiz bisa ketemu sama orang-orang baik yang ikhlas membantu dia buat terus mencari ayahnya. Walaupun beda daerah, beda bahasa, beda suku dan beda agama, tetap saling membantu karena satu Indonesia adalah saudara. Dalam hal ini, nggak lepas juga dari kekuatan doa ibunya Faiz, kan?

Kekuatan doa ibu emang sumber segala kekuatan yang diridhai Allah. Percayalah!
halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

Post a Comment