Di sini, ada nggak sih yang suka menulis? Nah, pada tau nggak kalau ternyata kita bisa self healing dengan menulis juga, loh. Percaya, nggak?
Oke-oke, sebelum kita bahas tentang itu, ada baiknya kita samain dulu pengertian kita tentang self healing. Secara, dimana-mana istilah healing ini sedang hits dan berpijar banget. Nggak di dunia maya, dunia nyata, anak kecil, anak gede, sampe ke kakek-nenek yang aktif facebookan tuh pada ngomongin hilang-hiling.
Lalu muncul lagi kata, self healing dan healing-healing lainnya. Bagi yang ngeh, tagline blog ini pun aku sematkan kata sharing sambil healing. Emangnya healing apaan, sih? Baik. Sekarang, mari kita samakan persepsi.
Apa itu Self Healing?
Menurut kamus bahasa Inggris, healing itu sendiri berasal dari kata ‘heal’ yang artinya sembuh. Dari situ, kita ambil pengertian kalau healing adalah semacam upaya atau cara buat menyembuhkan atau meringankan sebuah luka.
Lalu gimana sama self healing? Jadi, mengutip dari situs Berkeley Well-Being Institute,
“Self-healing is defined as the process of recovery from ill-health, usually emotional ill-health, but self-healing can also include accompanying physical health issues (note that emotional and physical ill-health often go together).”
Gampangnya gini deh, self healing ini adalah sebuah proses, cara, atau upaya diri sendiri supaya bisa pulih dari kesehatan yang buruk. Nggak cuma tentang kesehatan mental, tapi juga kesehatan fisik. Karena menurut situs itu lagi, kesehatan mental selalu berjalan beriringan sama kesehatan fisik, gaes. Setuju, kan?
Self healing artinya kita mengusahakan kesembuhan bagi diri kita sendiri. Ada upaya dalam diri yang tumbuh dan menjadi kuat untuk menyembuhkan luka itu sendiri.
Caranya juga bermacam-macam, yagesya. Bagi yang beragama Islam, bisa dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah kepada Allah. Bisa juga dengan menjalankan hobi, melakukan perjalanan, dan banyak hal lainnya.
Nah, dari pengertian singkat di atas, udah ada gambaran lah ya tentang self healing itu apa dan gimana.
Lalu, apa bener nih self healing bisa dilakukan dengan menulis? Tentu saja iya, teman sesudut.
Emang sih bagi sebagian orang menulis itu hal yang sulit. Itu bagi mereka yang memang kurang menyukai dunia tulis-menulis, ya. Tapi beda halnya sama orang yang memang menyukai dunia ini. Menulis pasti bakalan jadi hal yang mudah dan menyenangkan.
Menulis itu bisa melepaskan seluruh emosi dan ketegangan dalam jiwa. Saat menulis, kita bisa melepaskan tumpukan energi negatif dan menumpahkan segala beban jiwa dan emosi yang selama ini terpendam.
Ini dibuktikan sama beberapa penelitian terkait juga ya, gaes. Menurut beberapa ahli itu, menulis adalah bagian dari terapi kejiwaan. Nggak cuma mampu menyembuhkan luka batin, loh. Tapi juga berkaitan sama kesehatan fisik.
Ini menurut James Pennebaker, beliau ini adalah seorang peneliti dari Universitas Texas. Menurutnya, menulis bahkan bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes.
Masih menurut om James, menulis itu adalah aktivitas yang mengasah otak kiri yang berkaitan sama hal-hal rasional dan analisis. Nah, di waktu yang sama saat si otak kiri beraktivitas, maka otak kanan bakalan bebas buat mencipta, mengintuisi dan merasakan.
Makanya disaat menulis itulah seseorang bisa menggunakan semua daya otaknya buat memahami diri sendiri juga lingkungan sekitar dengan baik. Plong semua beban dengan menuliskannya, gaes. Gih coba!
Masih belum percaya? Sekarang kita lihat ini.
Pasti pada tau kan sama J.K Rowling? Penulis terkaya di dunia itu pernah berada di titik terlemah kehidupannya waktu bercerai sama suaminya. Lalu dia mengasingkan diri dan menghabiskan waktunya buat menulis.
Sekarang bukan cuma menjadi lebih baik, tapi doi udah berhasil jadi penulis terkaya karena buku-bukunya, dong. Berarti fix, harry potter adalah produk self healing dengan menulis!
Tokoh lainnya lagi yang pastinya kita kenal, yaitu Eyang Habibie. Beliau sempat merasakan tekanan batin yang cukup kuat waktu istri tercintanya meninggal dunia. Tau kan pasti kisahnya?
Nah, di saat itu, beliau menolak buat dirawat di rumah sakit. Tapi beliau diminta buat menuliskan segala keresahan, kerinduan dan segala hal yang beliau rasakan tentang sang istri tercinta.
Tau hasilnya gimana? Profesor Habibie berangsur sembuh bahkan lebih bugar dari sebelumnya. Masya Allah…
Dalam konteks penyembuhan, terapi menulis ini biasanya juga didampingi sama ahlinya, gaes. Ada peran seorang terapis berlisensi juga yang bakal membantu dan mengarahkan kita buat mengekspresikan kepedihan dalam sebuah tulisan.
Dalam terapi menulis ini, bakalan ada banyak manfaat yang juga bisa kita dapetin. Selain manfaat utamanya sebagai penyembuhan diri, trus apa aja tuh manfaat lainnya?
Seandainya kita pengin nih meniatkan diri buat menjadikan menulis sebagai penyembuhan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, biar lebih efektif. Secara, kita akan melakukannya sendiri tanpa didampingi terapis.
Mari kita coba!
Nah, dari hadist di atas udah jelas dong ya, bahwa kita harus kuatin niat menulis di sini sebagai salah satu ikhtiar kita untuk menyembuhkan. Entah menyembuhkan luka jiwa ataupun raga.
Prakteknya, terus aja menulis tanpa peduli keindahan diksi dan kosa kata. Tuliskan dan luapkan segala apa yang ada di pikiran.
Karena tujuan menulisnya buat self healing, maka jujurlah apa adanya. Ekspresikan keresahan itu dalam tulisan yang jujur. Maka lihat hasilnya nanti.
Dengan menulis secara manual, di buku khusus yang memang kita pilih buat meluapkan segala emosi terpendam itu, rasanya bakalan jauh lebih plong, gaes. Karena balik lagi ke niat di awal.
Kita memilih sendiri bentuk buku apa dan bagaimana yang bakal kita pakai buat pelampiasan emosi-emosi negatif tersebut. Itu juga berpengaruh loh. Semacam menulis diary di buku kayak jaman dulu. Seru juga, kan. Let's try!
Apakah ada perubahan yang lebih baik, dan seberapa lama waktu yang kita butuhkan untuk benar-benar sembuh. Pasti bakalan seru kalau kita baca-baca ulang. Asalkan nggak jadi pemicu luka itu muncul kembali. Hehe.
Gampangnya gini deh, self healing ini adalah sebuah proses, cara, atau upaya diri sendiri supaya bisa pulih dari kesehatan yang buruk. Nggak cuma tentang kesehatan mental, tapi juga kesehatan fisik. Karena menurut situs itu lagi, kesehatan mental selalu berjalan beriringan sama kesehatan fisik, gaes. Setuju, kan?
Source : Canva Free Credit |
Self healing artinya kita mengusahakan kesembuhan bagi diri kita sendiri. Ada upaya dalam diri yang tumbuh dan menjadi kuat untuk menyembuhkan luka itu sendiri.
Caranya juga bermacam-macam, yagesya. Bagi yang beragama Islam, bisa dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah kepada Allah. Bisa juga dengan menjalankan hobi, melakukan perjalanan, dan banyak hal lainnya.
Self Healing Dengan Menulis
Lalu, apa bener nih self healing bisa dilakukan dengan menulis? Tentu saja iya, teman sesudut.
Source : Canva Free Credit |
Emang sih bagi sebagian orang menulis itu hal yang sulit. Itu bagi mereka yang memang kurang menyukai dunia tulis-menulis, ya. Tapi beda halnya sama orang yang memang menyukai dunia ini. Menulis pasti bakalan jadi hal yang mudah dan menyenangkan.
Menulis itu bisa melepaskan seluruh emosi dan ketegangan dalam jiwa. Saat menulis, kita bisa melepaskan tumpukan energi negatif dan menumpahkan segala beban jiwa dan emosi yang selama ini terpendam.
Ini dibuktikan sama beberapa penelitian terkait juga ya, gaes. Menurut beberapa ahli itu, menulis adalah bagian dari terapi kejiwaan. Nggak cuma mampu menyembuhkan luka batin, loh. Tapi juga berkaitan sama kesehatan fisik.
Ini menurut James Pennebaker, beliau ini adalah seorang peneliti dari Universitas Texas. Menurutnya, menulis bahkan bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes.
Masih menurut om James, menulis itu adalah aktivitas yang mengasah otak kiri yang berkaitan sama hal-hal rasional dan analisis. Nah, di waktu yang sama saat si otak kiri beraktivitas, maka otak kanan bakalan bebas buat mencipta, mengintuisi dan merasakan.
Makanya disaat menulis itulah seseorang bisa menggunakan semua daya otaknya buat memahami diri sendiri juga lingkungan sekitar dengan baik. Plong semua beban dengan menuliskannya, gaes. Gih coba!
Masih belum percaya? Sekarang kita lihat ini.
Pasti pada tau kan sama J.K Rowling? Penulis terkaya di dunia itu pernah berada di titik terlemah kehidupannya waktu bercerai sama suaminya. Lalu dia mengasingkan diri dan menghabiskan waktunya buat menulis.
Sekarang bukan cuma menjadi lebih baik, tapi doi udah berhasil jadi penulis terkaya karena buku-bukunya, dong. Berarti fix, harry potter adalah produk self healing dengan menulis!
Tokoh lainnya lagi yang pastinya kita kenal, yaitu Eyang Habibie. Beliau sempat merasakan tekanan batin yang cukup kuat waktu istri tercintanya meninggal dunia. Tau kan pasti kisahnya?
Nah, di saat itu, beliau menolak buat dirawat di rumah sakit. Tapi beliau diminta buat menuliskan segala keresahan, kerinduan dan segala hal yang beliau rasakan tentang sang istri tercinta.
Tau hasilnya gimana? Profesor Habibie berangsur sembuh bahkan lebih bugar dari sebelumnya. Masya Allah…
Manfaat Self Healing Dengan Menulis
Source : Canva Free Credit |
Dalam konteks penyembuhan, terapi menulis ini biasanya juga didampingi sama ahlinya, gaes. Ada peran seorang terapis berlisensi juga yang bakal membantu dan mengarahkan kita buat mengekspresikan kepedihan dalam sebuah tulisan.
Dalam terapi menulis ini, bakalan ada banyak manfaat yang juga bisa kita dapetin. Selain manfaat utamanya sebagai penyembuhan diri, trus apa aja tuh manfaat lainnya?
1. Mempertajam Daya Ingat
Di dalam proses self healing dengan menulis, kita bakalan diajak buat merekam kejadian demi kejadian penting di dalam hidup, lalu menuangkannya dalam tulisan. Tentu dong hal ini jadi alesan buat mempertajam daya ingat seseorang.2. Menemukan Sudut Pandang Baru
Dengan menulis, nggak jarang bakalan bikin kita menemukan sebuah pemikiran baru, kan? Sebuah sudut pandang baru yang nantinya bisa bikin kita melihat segala hal yang sedang kita alami melalui sebuah kacamata baru. Nah dari sesi terapi itulah biasanya kita nemuin pemicu stres yang dialami.3. Hidup Jauh Lebih Baik
Masih berkaitan sama penelitian yang dibilang om James di atas, banyak orang yang melakukan self healing dengan menulis ini justru jadi lebih sehat setelahnya. Sistem kekebalan tubuhnya meningkat. Keren banget, sih.Tips Biar Self Healing Dengan Menulis Jadi Lebih Efektif
Seandainya kita pengin nih meniatkan diri buat menjadikan menulis sebagai penyembuhan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, biar lebih efektif. Secara, kita akan melakukannya sendiri tanpa didampingi terapis.
Source : Canva Free Credit |
Mari kita coba!
1. Tanamkan Niat Yang Kuat
"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR Bukhari dan Muslim).Nah, dari hadist di atas udah jelas dong ya, bahwa kita harus kuatin niat menulis di sini sebagai salah satu ikhtiar kita untuk menyembuhkan. Entah menyembuhkan luka jiwa ataupun raga.
Prakteknya, terus aja menulis tanpa peduli keindahan diksi dan kosa kata. Tuliskan dan luapkan segala apa yang ada di pikiran.
Karena tujuan menulisnya buat self healing, maka jujurlah apa adanya. Ekspresikan keresahan itu dalam tulisan yang jujur. Maka lihat hasilnya nanti.
2. Jangan Pakai Gadget
Di jaman digital kaya gini, apa-apa emang lebih mudah pakai gadget, ya. Walaupun bisa aja menulis pakai smartphone dan lain-lain, tapi akan lebih dapet feelnya kalau kita benar-benar menulis secara manual.Dengan menulis secara manual, di buku khusus yang memang kita pilih buat meluapkan segala emosi terpendam itu, rasanya bakalan jauh lebih plong, gaes. Karena balik lagi ke niat di awal.
Kita memilih sendiri bentuk buku apa dan bagaimana yang bakal kita pakai buat pelampiasan emosi-emosi negatif tersebut. Itu juga berpengaruh loh. Semacam menulis diary di buku kayak jaman dulu. Seru juga, kan. Let's try!
3. Selalu Tulis Tanggal dan Waktu
Kayak menulis diary pada umumnya, gaes. Jangan lupa dicantumin tanggal dan waktu saat kita menulis. Ini bertujuan buat kita mengetahui perkembangan keadaan diri kita setelah mencoba self healing dengan menulis tadi.Apakah ada perubahan yang lebih baik, dan seberapa lama waktu yang kita butuhkan untuk benar-benar sembuh. Pasti bakalan seru kalau kita baca-baca ulang. Asalkan nggak jadi pemicu luka itu muncul kembali. Hehe.
Udah panjang banget aja ini artikelnya.
Oke, itu tadi ulasanku seputar self healing dengan menulis. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari sini ya, teman-teman sesudutku.
Satu hal lagi, self healing dengan menulis ini cuma alternatif untuk ikhtiar penyembuhan, yagesya. Ada kalanya, kita memang butuh bantuan orang lain kok buat menyembuhkan luka, terutama batin. Pergi ke ahlinya akan jauh lebih baik! Dan jangan lupa, yang paling utama adalah meminta kepada Sang Pemberi Kesembuhan itu sendiri.
Bisa banget donk, aku salah satu healing juga dengan cara menulis biar legoo hehhe. Mangat!)
ReplyDeleteToss kita mba 🥰🥰
DeleteIni juga salah satu alasan aku belajar blog, memperbaiki kondisi psikis dan biar tambah ilmu
ReplyDeleteBetul, mba. Akupun begitu ❤❤
DeleteKadang suka pengen self healing lewat nulis tapi suka mager aku buat nyusun kata-katanya :(
ReplyDeleteAdudu.. Jgn disusun. Ditulis sejujur2nya aja kaya tips di atas. ❤
DeleteWah, ini salah satu alasanku saat mulai nulis juga, haha. Yuk, lebih semangat lagi nulisnya ya kak!
ReplyDeleteToss mba. Yuk semangaat ❤
DeleteAku juga masih suka nulis di buku. Emang nulis di buku dan di gadget itu rasanya beda. Lebih asik di buku kalo kataku. Sampe saat ini aku juga masih menuangkan unek² di buku macam diary gt. Memang dampaknya lebih positif ke diri mba.
ReplyDeleteNah bener mba, rasanya kayak lebih lega gt yaa. ❤
DeleteBanyak manfaatny ya mbak nulis tuuh,kudu rajin2 ni mulai skg nulis...smangat!
ReplyDeleteYuk semangat yuk ❤
Deletealhamdulillah bagi diri sendiri menulis memang menjadi healing yang tak tergantikan, ketika lagi banyak pikiran
ReplyDeleteBetul mba, mudah murah bermanfaat pula. Ayo menulis! ❤
Deleteiyaya, kebanyakan penulis jadiin tulisan sebagai elf healing, mempan banget
ReplyDeleteBetul. Jd tambah semangat nulisnya ❤
DeleteKeren yah ternyata manfaat menulis, saking kerennya, tetralogi Pulau Buru pun lahir (ditulis) di dalam penjara. Dahsyat memang menulis itu.
ReplyDeleteNah betul.. ❤❤
Delete