Source : Canva Free Credit |
Nah, jadi sejak aku belum menikah dan punya anak, memang beberapa kali pernah nyoba mendaki gunung. Kebetulan ada beberapa temen yang sehobi juga. Cocok lah.
Kalau ada diantara teman sesudut yang juga suka naik gunung, mungkin kenal sama sosok Drh. Nyoman dan Max, anaknya. Beliau ini udah ngajak bocil Max ke gunung sejak usianya lima bulan, loh. Wow!
Sebelum panjang lebar ngomongin gunung, coba deh tonton video yang satu ini dulu.
Apa sih serunya mendaki gunung bareng bocil?
Bagi yang pernah bahkan terbiasa mendaki gunung, ini semacam hobi yang pengin diwariskan ke anak kali ya. Biar anak-anak kita tau, betapa Allah Maha Besar. Menciptakan alam Indonesia yang begitu indah.Dan mengajari anak rasa syukur karena kita dikasih kemampuan buat bisa mendaki gunung. Karena nggak semua orang mau dan mampu buat mendaki gunung. Tapi nggak masalah, sih. banyak cara mengajari anak untuk bersyukur selain ke gunung, kok.
Tapi anak-anak harus tau. Betapa serunya naik gunung!
Manfaat Mendaki Bareng Bocil
Mendaki nggak sembarang mendaki, teman. Ada manfaatnya juga pastinya. Selain buat kesehatan jantung, juga menguatkan otot-otot kaki. Mendaki juga bisa mengurangi tingkat stress kita setelah disibukkan sama kerjaan-kerjaan sehari-hari.Coba kita simak beberapa manfaat mendaki bareng bocil!
Source : Canva Free Credit |
1. Mengenal dan Mentadaburi Alam Ciptaan Allah
Ngajak anak ke alam ini sebagai salah satu cara sih supaya anak bisa melihat dan mengenal langsung alam ciptaan Allah. Memang nggak melulu harus ke gunung. Bisa aja di tempat lainnya yang nggak berbahaya.Tapi setiap orang tua pasti punya tujuan, cara dan nilai masing-masing ya yang ingin diajarkan ke anak. Di sini juga anak belajar tentang rasa syukur, dengan melihat dan merasakan sendiri alam ciptaan Allah, juga kesehatan dan kekuatan yang Allah anugerahkan sama dia sampai dia bisa merasakan serunya naik gunung.
2. Mengajarkan Tanggung Jawab dan Rasa Cinta Lingkungan
Tanggung jawab di sini, selain terhadap dirinya sendiri juga terhadap kewajibannya sebagai umat Islam. Di alam, anak harus melihat contoh tentang tanggung jawabnya dalam mengerjakan kewajiban salat.Bahwa di mana pun berada, bagaimana pun keadaannya, salat tetap harus dilaksanakan. Mendaki gunung bukan jadi alasan buat anak ninggalin salat.
Di alam, kita juga bisa menumbuhkan kesadaran anak supaya bisa mencintai lingkungan sejak dini. Misalnya, dengan nggak meninggalkan sampah sisa berkemah di hutan, nggak sembarangan mencabut rumput atau bunga-bunga yang ada di hutan, termasuk juga nggak merusak pohon.
3. Mengenal Batasan Diri
Di mana pun berada, anak juga harus dibiasain buat mengenal batasan dirinya. Kemampuan tubuhnya sendiri.Misalnya di gunung, kalau si anak udah capek jalan, anak diarahkan supaya bisa bilang jujur dan nggak memaksakan diri buat terus jalan. Hal ini jelas ngaruh juga sama keselamatan diri di alam terbuka.
4. Melatih Sikap Perhitungan
Bukan tentang perhitungan dalam hal negatif, ya. Di sini, anak diharapkan supaya bisa memperhitungkan apa aja yang kira-kira bakalan dia butuhkan di gunung.Dari perlengkapan, apa aja yang harus dan nggak harus dia bawa. Anak dilatih buat nggak ceroboh dalam persiapan pendakian bahkan saat pendakian itu sendiri.
Tips Mendaki Bareng Bocil
Source : Dokumen Pribadi |
1. Ajak Anak Mengenal Alam
Membawa anak ke gunung nggak bisa langsung sat set was wes tanpa persiapan yang matang. Seenggaknya, sebelum benar-benar ke gunung, ajak anak terlebih dulu mengenal alam.Jangan ajak main ke mall mulu, hehe. Nggak papa, sih. Nggak ada larangan. Tapi akan lebih seimbang dan seru kalau anak juga dikenalin main di alam.
2. Kenali Kondisi Anak
Kita sebagai orang tua juga harus dituntut buat mengenali kondisi anak. Gimana karakter si anak. Apakah dia nyaman di alam. Apakah dia bisa diajak kompromi kalau main di alam, dan lain sebagainya.Termasuk juga di sini sangat penting buat tau kondisi kesehatan si anak. Jangan maksain kehendak orang tua, ya!
3. Rencanakan Tujuan dan Waktu
Sebelum terjun langsung ke alam, rencanakan dulu matang-matang. Ke mana tujuannya, kapan waktunya yang tepat. Jalur mana yang lebih ramah anak, perlengkapan apa aja yang kurang dan harus dilengkapi, dan sebagainya.4. Lengkapi Logistik Khusus Anak dan P3K
Kalau ada keadaan khusus, misal anak cuma mau makan makanan tertentu, jangan lupa dibawa ke gunung. Biarin anak ngerasa nyaman di gunung dengan makan makanan favoritnya dia.Jangan lupa juga, bawa P3K anak dan orang tuanya. Buat jaga-jaga seandainya ada kejadian yang nggak terduga.
5. Jangan Egois
Sebagai orang tua kita juga harus ngikutin mood anak dan ngikutin kemampuan si anak. Kalau anak belum sanggup diajak muncak, ya sudah. Nggak papa.Perlu digaris bawahi, mendaki gunung bukan berarti harus dan wajib mengejar puncak, loh. Jadi, kalau mau mendaki gunung bareng bocil, orang tua jangan egois kudu muncak.
Pengalaman Mendaki Bareng Bocil
Source : Dokumen Pribadi |
Cuma, ngajak anak main ke gunung kan nggak semudah ngajak anak main ke tempat bermain biasanya. Harus liat kondisi dan kemantapan si bocil juga.
Bukan berarti orang tuanya berhak maksain anak ke alam, ya. Seandainya ada kondisi khusus yang nggak memungkinkan, santai aja. Nggak akan lari gunung dikejar.
Aku sendiri, nggak ujug-ujug bisa ngajak anak langsung main ke gunung juga, ya. Karena ada berbagai macam dramanya dulu. Ada beberapa tahap perkenalannya dulu.
Sampai orang tuanya sendiri juga siap, barulah kita yakin buat berangkat. Jangan lupa, kerjasama sama pasangan kudu ditingkatkan lagi.
Minggu lalu, kebetulan aku dan suami abis mendaki gunung bareng bocil, nih. Cuma ke gunung dekat rumah. Tek-tok, nggak pake nginep.
Karena si kecil yang baru umur satu tahun, baru pertama kalinya diajak ke gunung. Aku pun, baru kali ini lagi mendaki setelah sekian lama istirahat setelah operasi sesar.
Rasanya gimana?
Tentu saja capek, pemirsa. Pertama kalinya lagi mendaki, dengan tambahan beban yang harus digendong. Hehe. Tapi nggak papa, ibu kuat kok. Tetep seru.
Akan aku ceritain lain waktu ya soal pendakian ini, Insya Allah.
Nah, gimana?
Nah, gimana?
Ternyata mendaki gunung bareng bocil itu, selain banyak manfaat juga seru, loh.
Teman sesudut ada yang mau coba?
masyaAllah seru sekali kak, aku suka banget sama suasana alam kayak gitu...pengen deh sesekali ngrasain mendaki tapi belum kesampean.huhu
ReplyDeleteHarus dipersiapkan matang2, smg nanti ada kesempatan yaaa mbak 🥰🥰
DeleteMasyaAllah... Cita-citaku nih mendaki bareng bocil. Nostalgia zaman muda. Tp belum kesampaian, anak masih setahun. Hehehe. Terima kasih utk artikelnya, bermanfaat sekali buat referensi dan meluruskan kembali niat mendaki
ReplyDeleteGas mbak, dipersiapkan lg. Hihihi.
DeleteNgeri-ngeri sedap mbak bawa bocil ke gunung, bagi saya pribadi ya. Apalagi baru lima bulan.
ReplyDeleteIya betul. Ngeri2 sedap. Emang kudu persiapan matang2.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemashaAllah, seru yaa. Jadi punya sudut pandang lain terkait membawa bocil mendaki.
ReplyDeleteAlhamdulillah. 🥰🥰
Deletemenantang dan menyenagkan, pengenalan alam, kebersamaan keluarga dan olahraga, mantabbb
ReplyDeleteNah. Olahraga 😂😂 mayan ngurang2in lemak ibunya 😅😅
DeleteWah, saya jadi ingin juga nih kak mendaki gunung bareng si kecil. Pasti harus ekstra sabar ya kak
ReplyDeleteBetul. Kesabaran bener2 hrs ekstra 😅
Deleteseru banget mbak dewi. Aku belum berani ngajak anak naik gunung. baru mau latihan nge-camp dulu hoho.
ReplyDeleteSipp semangat mbak. Ngecamp juga seru banget kok 😍
Delete