Coba angkat tangan, siapa yang dulunya pernah punya beberapa blog trus ditinggal gitu aja tanpa kejelasan? Atau cuma diriku saja? haha.
Kalau dulu punya blog cuma sekadar buat ngungkapin kegalauan doang alias curhat, lalu ditinggal begitu saja, sekarang aku mencoba kembali nih. Meniatkan diri dengan 3 alasan kuat kembali ngeblog.
Kalau dulu, iseng coba-coba menghiasi template blog berbekal tutorial dari blog lain, aku berhasil merenovasi rumah baruku itu jadi lebih ramai. Seneng dan bangga dong. Sombong! Tapi, ramai di sini maksudnya ramai sama berbagai hiasan, dari kursor gambar wajah sendiri hingga teks berjalan dan lain-lain gitu, ya. Pokoknya warna-warni. Bukan ramai pengunjung dan tawaran job. Bukan! Tapi tenang aja, blog yang dimaksud ini sudah aku hapus secara permanen setelah Allah memberiku kesadaran.
Manusia gitu, ya. Emang seringnya mudah merasa puas sama pencapaian diri. Anggaplah waktu itu aku merasa udah bisa blogging. Tinggal lanjutin rutin update aja lah, sisanya menyusul. Aku terlalu menggampangkan dan nggak konsisten sama satu blog aja. Walaupun udah tergabung di komunitas blogger yang cukup besar pada masanya, ternyata tetap nggak menjamin kalau kita bakal terus konsisten belajar ngeblog.
Kalau dulu punya blog cuma sekadar buat ngungkapin kegalauan doang alias curhat, lalu ditinggal begitu saja, sekarang aku mencoba kembali nih. Meniatkan diri dengan 3 alasan kuat kembali ngeblog.
Kalau dulu, iseng coba-coba menghiasi template blog berbekal tutorial dari blog lain, aku berhasil merenovasi rumah baruku itu jadi lebih ramai. Seneng dan bangga dong. Sombong! Tapi, ramai di sini maksudnya ramai sama berbagai hiasan, dari kursor gambar wajah sendiri hingga teks berjalan dan lain-lain gitu, ya. Pokoknya warna-warni. Bukan ramai pengunjung dan tawaran job. Bukan! Tapi tenang aja, blog yang dimaksud ini sudah aku hapus secara permanen setelah Allah memberiku kesadaran.
Manusia gitu, ya. Emang seringnya mudah merasa puas sama pencapaian diri. Anggaplah waktu itu aku merasa udah bisa blogging. Tinggal lanjutin rutin update aja lah, sisanya menyusul. Aku terlalu menggampangkan dan nggak konsisten sama satu blog aja. Walaupun udah tergabung di komunitas blogger yang cukup besar pada masanya, ternyata tetap nggak menjamin kalau kita bakal terus konsisten belajar ngeblog.
3 Alasan Kuat Kembali Ngeblog
Sumber : Unsplash.com - Jess Bailey |
1. Keinginan Buat Berkembang
Semenjak jadi ibu penuh waktu dan tinggal di perantauan, jujur aja aku sering ngerasa kurang up-date. Aku ngerasa tertinggal jauh sama teman-teman seusiaku yang sukses sama pilihannya masing-masing. Bukan berarti aku ngerasa tidak bersyukur, ya. Aku paham kalau rezeki setiap manusia sudah sesuai takaran masing-masing.
Aku cuma merasa sayang aja kalau waktu sehatku ini nggak dimanfaatin buat mencari ilmu. Apalagi jaman sekarang teknologi sudah semakin memudahkan. Upgrade ilmu sambil ngurus anak sudah jadi hal yang biasa banget. Dan aku pengin jadi bagian dari kemajuan itu.
Jadi, aku harus ikut berkembang dong. Memang beberapa tahun terakhir ini aku mulai mencari kesibukan lain di sela-sela rutinitasku sebagai istri dan ibu. Nggak jauh-jauh dari hobi, aku lebih sering nimbrung di kelas-kelas kepenulisan. Bergabung di beberapa komunitas kepenulisan. Sampai mencoba mengasah bakat dengan nulis di platform menulis daring.
2. Meninggalkan Catatan Sejarah
Agak serem ya. Hehe.
Tapi, aku pengin tulisan-tulisanku ini nantinya bisa dibaca sama anak-anak atau keturunanku kelak. Insya Allah ada manfaat yang bisa mereka ambil dari tulisan ini. Selain itu, aku memang butuh wadah untuk mencatat dan menyimpan kenangan-kenangan hidup, yang mungkin nggak semuanya bisa aku ingat di pikiran, kan? Dengan mencatatkannya di blog, aku rasa bisa jadi solusi jangka panjang. Ya nggak, sih?
Seperti kata Imam Syafi’i, Ilmu itu seperti hewan buruan, tulisan adalah ikatannya. Jadi, Insya Allah, dengan tulisan-tulisan di blog ini nantinya juga aku juga bisa saling berbagi ilmu sama teman sesudut lainnya. Saling sharing aja, gaes.
3. Cari Cuan Buat Jalan-Jajan
Sudah bukan rahasia lagi, kan, menulis bisa menghasilkan cuan? Siapa yang nggak pengin? Walaupun memang ini bukan tujuan utamaku. Tapi kalau tulisan-tulisan di blog ini nantinya bisa menghasilkan cuan buat jalan dan jajan, kenapa enggak?
Tentunya nggak dengan gampang juga, ya. Tetap harus banyak belajar dulu. Intinya sekarang, sih, aku mau belajar ngeblog dengan serius. Ikhtiarnya, sekarang aku sedang mengusahakan biar bisa terus dirangkul sama blogspedia, biar aku bisa dapat ilmu seputar blog dan punya skill lain sebagai ibu rumah tangga, yaitu skill ngeblog secara profesional. (Bantu Aamiin-kan)
Mengatur Waktu Untuk Ngeblog
Sumber : Unsplash.com - Andrik Langfield |
Nah, punya keinginan kuat tanpa bisa mengatur waktu diri sendiri juga bakalan susah, gengs. Aku akuin emang sangat-sangat sulit buat diriku sendiri membagi waktu buat menulis sama kesibukan domestik rumah tangga. Apalagi, aku seorang ibu dua anak yang tinggal di perantauan tanpa bantuan asisten rumah tangga. Mengurus satu bayi dan anak balita cukup sering bikin otak berasap. Alhamdulillah ...
Tapi itu bukan alasan. Demi cita-cita dan keinginan dari dalam diri sendiri untuk tetap upgrade ilmu dan kemampuan, waktu untuk belajar akan selalu ada. Paling mudah emang di waktu malam hari, setelah dua anak dan satu bapaknya sudah tidur dengan lelap.
Aku kasih sedikit bocoran tips ala Ibu Dewi, deh. Tapi mungkin tips di bawah ini akan lebih relate sama kaum ibu rumah tangga ya. Dan cuma bisa dilakuin kalau sudah dapat persetujuan dan dukungan dari Pak Suami. Mari kita coba!
Masuk ke teori parenting dikit, katanya kan anak harus punya jam tidur yang konsisten. Nggak boleh terlalu malam, biar bisa dapat hormon pertumbuhan. Aku setuju sih, karena selain emang baik buat kesehatan anak, kalau jam tidur anak sudah teratur ibu dan bapaknya jadi bisa punya waktu buat berduaan. Loh?
Tapi itu bukan alasan. Demi cita-cita dan keinginan dari dalam diri sendiri untuk tetap upgrade ilmu dan kemampuan, waktu untuk belajar akan selalu ada. Paling mudah emang di waktu malam hari, setelah dua anak dan satu bapaknya sudah tidur dengan lelap.
Aku kasih sedikit bocoran tips ala Ibu Dewi, deh. Tapi mungkin tips di bawah ini akan lebih relate sama kaum ibu rumah tangga ya. Dan cuma bisa dilakuin kalau sudah dapat persetujuan dan dukungan dari Pak Suami. Mari kita coba!
1. Atur Jadwal Tidur Anak
Masuk ke teori parenting dikit, katanya kan anak harus punya jam tidur yang konsisten. Nggak boleh terlalu malam, biar bisa dapat hormon pertumbuhan. Aku setuju sih, karena selain emang baik buat kesehatan anak, kalau jam tidur anak sudah teratur ibu dan bapaknya jadi bisa punya waktu buat berduaan. Loh?
Ibu juga jadi bisa nyicil ngeblog dong kalau anak-anak sudah tidur.
Ini sih kayaknya emang tugas ibu-ibu di seluruh dunia, ya. Bangun paling pagi duluan. Tapi atur aja sejam atau dua jam lebih awal buat menulis, sisanya tinggal lanjutin pekerjaan domestik.
Nah ini! Kadang pak suami emang nggak tau aja kalau kita sebenarnya sedang butuh bantuan atau waktu tambahan buat menyelesaikan tulisan. Karena kadang ibu-ibu sukanya cuma kode-kode, kan. Tiba-tiba sewot aja ntar sama suami, dibilang nggak peka. Padahal kan emang nggak ngerti.
Dari pada cuma ngabisin waktu scrolling sosmed dengan alasan me time, mending dipake buat nulis, kan. Ini sentilan untuk diriku sendiri. Hahaha.
Sebagai ibu rumah tangga yang banyak maunya (kayak aku), wajib banget tetap menjaga kesehatan. Karena kalau kitanya sakit, bukan cuma rumah yang bakal berantakan. Tapi semua to do list pekerjaan pun akan kacau.
Sebaik-baik apa pun manusia berencana, Allah tetap Maha Menentukan. Bisa aja kita udah plot jadwal buat menulis di jam sekian, tiba-tiba ada hal urgent lain yang nggak bisa kita tinggalin. Ya sudah, nggak papa. Fleksibel aja, Bu!
Sekian tips dari aku, siapa tau ada yang berkenan mencobanya. Tetap utamakan kewajiban sebagai ibu dan istri terlebih dulu. Dan jauh-jauhin deh dari ekspektasi yang terlalu tinggi.
2. Bangun Lebih Pagi
Ini sih kayaknya emang tugas ibu-ibu di seluruh dunia, ya. Bangun paling pagi duluan. Tapi atur aja sejam atau dua jam lebih awal buat menulis, sisanya tinggal lanjutin pekerjaan domestik.
3. Jangan Gengsi Kalau Butuh Bantuan
Nah ini! Kadang pak suami emang nggak tau aja kalau kita sebenarnya sedang butuh bantuan atau waktu tambahan buat menyelesaikan tulisan. Karena kadang ibu-ibu sukanya cuma kode-kode, kan. Tiba-tiba sewot aja ntar sama suami, dibilang nggak peka. Padahal kan emang nggak ngerti.
4. Pangkas Jam Scrolling Sosial Media
Dari pada cuma ngabisin waktu scrolling sosmed dengan alasan me time, mending dipake buat nulis, kan. Ini sentilan untuk diriku sendiri. Hahaha.
5. Wajib Utamakan Kesehatan Diri
Sebagai ibu rumah tangga yang banyak maunya (kayak aku), wajib banget tetap menjaga kesehatan. Karena kalau kitanya sakit, bukan cuma rumah yang bakal berantakan. Tapi semua to do list pekerjaan pun akan kacau.
6. Tetap Fleksibel
Sebaik-baik apa pun manusia berencana, Allah tetap Maha Menentukan. Bisa aja kita udah plot jadwal buat menulis di jam sekian, tiba-tiba ada hal urgent lain yang nggak bisa kita tinggalin. Ya sudah, nggak papa. Fleksibel aja, Bu!
Sekian tips dari aku, siapa tau ada yang berkenan mencobanya. Tetap utamakan kewajiban sebagai ibu dan istri terlebih dulu. Dan jauh-jauhin deh dari ekspektasi yang terlalu tinggi.
Sekali lagi, manusia hanya bisa berencana dan berusaha.
Tetap semangat berkarya buat para ibu-ibu muda (yang udah nggak muda juga nggak papa), yang punya alasan kuat untuk kembali ngeblog.
Salam sesudut.
setuju sekali dengan quote ini ikatlah ilmu dengan tulisan, semoga makin bermanfaat tulisannya, tipsnya ngenaa banget mbak, apalagi dipoint pangkas scroll medsos, ini bener banget, drpd waktu byk habis untuk scroll, lebih baik menambah banyak bacaan dan tulisan yaa mbak. terima kasih mbak dewi insightnya.
ReplyDeleteAamiin. Scrolling social media ini PR banget emang. Candu, tp suka bikin lupa kerjaan yg lain. 😂
DeleteBetul, ngeblob bisa meninggalkan catatan sejarah dalam bentul tulisan
ReplyDeleteNah! Dan akan lebih bertahan jangka panjang ya, asalkan masih ada akses internet.😁
DeletePas di sub judul meninggalkan catatan sejarah, aku jadi inget sama "Jas Merah (Jangan Sampai Melupakan Sejarah). Ini seolah jadi reminder kalo sejarah itu perlu di tulis supaya jejaknya tidak hilang. Aku tadinya ngga kepikiran ini loh Mba, eh tapi ternyata bener juga ya. Makasih insight nya Mba :)
ReplyDeleteJasmerah! Sejarah itu bisa kita tau dan pelajari (ambil hikmahnya) karena ada catatannya. Krn sejarah gak akan terulang, tp sejarah bisa dijadikan pembelajaran utk kejadian yang serupa di waktu yang berbeda. Yagasiii? 😁😁
Deletepangkas jam scrolling medsos.. huhu.. ini bener banget mbak.. sekali nyecroll eh tau-tau udah sejam aja duuhh... ayok sama-sama semangat sampai akhir mbaa
ReplyDelete